Minggu, 15 April 2018

Komplikasi Kanker Serviks, Wajib Ketahui

Ketahui Komplikasi Kanker Serviks, Komplikasi Kanker Serviks - Alodokter, Komplikasi Kanker Serviks - Kesehatan Holistik

Komplikasi Kanker Serviks - Komplikasi bisa muncul akibat dari pengobatan atau juga karena stadium kanker serviks yang sudah memasuki tahap akhir.

Efek Samping Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks beresiko menyebabkan beberapa efek samping yang akan dihadapi oleh penderita.

Mengalami menopause dini
Menopause adalah suatu kondisi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan juga hormon progesteron. Kondisi seperti ini biasanya terjadi kepada wanita yang usianya 50 tahun. Menopause dini bisa terjadi apabila ovarium diangkat melalui operasi atau juga bisa karena ovarium rusak akibat efek samping dari radioterapi. Beberapa gejala-gejala yang bisa muncul akibat kondisi ini ialah:

  • Vagina kering
  • Kehilangan selera seksual
  • Menstruasi berhenti atau tidak teratur
  • Sensasi rasa panas serta berkeringat (hot flushes)
  • Berkeringat berlebihan, meskipun dimalam hari
  • Kehilangan kemampuan untuk menahan urin, sehingga bisa menyebabkan buang air kecil tanpa di sengaja ketika batuk ataupun bersin, kondisi seperti ini dikenal dengan inkontinensia urine
  • Penipisan tulang yang bisa menyebabkan osteoporosis atau tulang rapuh


Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa mengatasi gejala seperti ini dengan efek merangsang produksi hormon estrogen dan hormon progesteron. Pengobatan seperti ini disebut dengan terapi penggantian hormon.

Terjadinya penyempitan vagina

Pengobatan menggunakan radioterapi pada kanker serviks seringkali menyebabkan penyempitan pada vagina. Hubungan intim (seks) bisa terasa sangat begitu menyakitkan dan sulit. Terdapat dua pilihan jenis pengobatan untuk hal ini. Yang pertama, mengoleskan krim hormon di vagina untuk meningkatkan kelembapan pada vagina. Dan pada akhirnya, hubungan intim bisa menjadi lebih mudah.

Yang kedua yaitu dengan menggunakan vaginal dilator. Vaginal dilator ini bisa terbuat dari plastik, karet maupun kaca yang halus. Bentuknya seperti tabung dengan ukuran serta berat yang berbeda-beda. Alat ini fungsinya untuk mengembalikan fleksibilitas vagina. Alat ini akan membuat jaringan vagina jadi elastis dan hubungan intim akan terasa lebih nyaman. Disarankan menggunakan vaginal dilator selama 5-10 menit secara teratur selama enam bulan hingga satu tahun.

Banyak kaum wanita yang merasa malu saat membicarakan tentang alat ini. Tetapi metode penanganan semacam ini cukup dikenal untuk masalah penyempitan vagina. Anda bisa menanyakan kepada sang dokter mengenai kelebihan dan kekurangan alat yang satu ini.

Munculnya limfedema atau penumpukan cairan tubuh

Limfedema ini adalah pembengkakan yang umumnya muncul dibagian tangan dan kaki, karena sistem limfatik yang terhalang. Sistem limfatik ini adalah bagian yang sangat penting dari sistem kekebalan dan juga sistem sirkulasi tubuh.

Sisyem limfatik sendiri mungkin tidak berfungsi dengan normal apabila nodus limfa diangkat dari panggul. Salah satu fungsi dari sistem limfatik sendiri ialah membuang cairan berlebih dari dalam jaringan tubuh. Gangguan pada sistem limfatik bisa menyebabkan penimbunan cairan pada organ tubuh. Penumbunan inilah yang akan menyebabkan pembengkakan.

Pada penderita kanker serviks, limfedema ini biasanya terjadi pada bagian kaki saja. Untuk mengurangi pembbengkakan yang terjadi, maka anda bisa melakukan latihan dan juga teknik pemijatan khusus. Perban atau kain pembalut khusus yang juga bisa membantu untuk mengatasinya.

Secara emosional, didiagnosis mengidap penyakit kanker serviks atau merasakan efek samping pengobatannya bisa sangat melelahkan sekali. Dan bahkan, pengidapnya bisa mengalami masalah depresi. Konsultasikan dengan dokter mengenai cara menangani dampak emosional tersebut.  Anda bisa juga mencari informasi tentang kelompok dukungan kanker serviks baik itu dirumah sakit maupun juga di Yayasan Kanker Indonesia.

Dampak Kanker Serviks Stadium Lanjut


Rasa sakit akibat penyebaran kanker
Rasa sakit yang cukup parah akan muncul ketika kanker sudah menyebar luas ke saraf, tulang dan otot tubuh. Tetapi beberapa obat pereda rasa sakit biasanya bisa digunakan untuk mengendalikan rasa sakit itu. Obat-obatan yang digunakan mulai dari paracetamol, obat anti-inflamasi non-steroid atau OAINS, sampai morfin. Semua itu tergantung pada tingkatan rasa sakit yang dirasakan penderitanya.

Jika pereda rasa sakit itu tidak banyak membantu, maka tanyakan langsung pada dokter tentang obat yang mungkin mempunyai efek lebih kuat. Radioterapi jangka pendek sangat efektif juga untuk mengendalikan rasa sakit.

Pendarahan berlebih
Pendarahan yang berlebih bisa terjadi jika kanker telah menyebar luas sampai ke vagina, usus dan kandung kemih. Pendarahan bisa muncul di vagina atau di rektum. Bisa juga terjadi pendarahan ketika buang air kecil. Pendarahan berlebihan bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan yang fungsinya untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bisa menghambat aliran darah.

Pendarahan kecil bisa ditangani dengan obat-obatan yang bernama asam traneksamat. Obat jenis ini akan membuat darah menggumpal, sehingga bisa menhentikan pendarahan yang terjadi. Radioterapi sendiri juga sangat efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.

Penggumpalan darah setelah pengobatan

Seperti kanker-kanker lainnya, kanker serviks bisa membuat darah menjadi lebih lengket atau kental dan bahkan cenderung membentuk gumpalan. Resiko penggumpalan darah juga meningkat setelah penderita kanker menjalani kemoterapi dan istirahat pascaoperasi. Munculnya tumor yang berukuran besar bisa menekan pembuluh darah pada panggul. Hal seperti inilah yang memperlambat aliran darah dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan di kaki. Gejala terjadinya penggumpalan darah pada kaki, antara lain:

  • Sakit yang terasa sangat dalam di bagian kaki yang terkait.
  • Rasa sakit dan pembengkakan di salah satu bagian kaki, biasanya pada betis.
  • Kulit memerah, yang terutama pada bagian belakang kaki dibawah lutut.
  • Pada bagian yang terjadi penggumpalan, kulit akan terasa hangat.


Yang paling di khawatirkan adalah terjadinya 'pulmonary embolism atau emboli paru'. Dampak dari kondisi ini bisa sangat fatal sekali. Emboli paru sendiri adalah penggumpalan darah dari pembuluh darah di kaki bergerak ke paru-paru serta menghalangi pasokan darah ke paru-paru. Penggumpalan darah pada di bagian kaki ini bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan pengencer darah, misalnya saja obat-obatan jenis warfarin atau heparin. Semacam stocking juga akan dibalutkan ke kaki, sebab bisa membantu memperlancar peredaran darah keseluruh tubuh.

Gagal ginjal
Ginjal fungsinya membuang materi limbah dari dalam tubuh. Limbah ini di buang melalui urin melewati saluran yang disebut ureter. Tes darah sederhana bisa dilakukan untuk mengawasi kinerja dari ginjal. Tes darah ini biasanya disebut dengan tingkat serum kreatinin.

Pada beberapa kasus kanker serviks lanjutan, kanker itu bisa menekan ureter. Ini menyebabkan terhalangnya aliran urin untuk keluar dari ginjal. Terkumpulnya urin di ginjal lebih dikenal dengan istilah nama hidronefrosis. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan ginjal membengkak dan bahkan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak organ ginjal, sehingga kehilangan seluruh fungsinya. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan gagal ginjal.

Pengobatan untuk gagal ginjal ialah dengan mengeluarkan semua urin yang terkumpul di ginjal. Pipa akan dimasukkan kedalam melalui kulit dan kedalam tiap ginjal, yang dikenal dengan nefrostomi perkutan. Pilihan pengobatan lain ialah memperlabar kedua saluran ureter. Ini dilakukan dengan cara memasukkan pipa besi kecil atau stent ke dalam ureter.

Beberapa gejala-gejala yang muncul akibat gagal ginjal bisa sangat beragam, yakni:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Mual
  • Pembengkakan pada pergelangan tangan dan kaki karena penimbunan cairan
  • Darah dalam urin


Produksi cairan vagina yang tidak normal
Cairan vagina bisa berbau aneh dan bahkan tidak sedap akibat dari kanker serviks stadium lanjutan. Cairan yang keluar bisa muncul karena beberapa alasan, yakni:

  • Kerusakan pada jaringan sel-sel.
  • Kerusakan pada kandung kemih atau usus, sehingga terjadi kebocoran isi organ-organ tersebut yang keluar melalui vagina.
  • Karena infeksi bakteri pada organ vagina.


Pengobatan untuk kelainan cairan vagina ini memakai gel antibakteri yang mengandung metronidazole. Bisa juga dengan cara memakai baju yang mengandung zat arang (karbon). Karbon ini adalah senyawa kimia yang sangat efektif untuk menyerupa bau yang tak sedap.

Fistula
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau juga saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula ini bisa terbentuk antara kandung kemih dengan vagina. Ini bisa mengakibatkan pengeluaran cairan tanpa henti dari vagina. Terkadang, fistula sendiri bisa terjadi antara vagina dan rektum. Fistula ini termasuk komplikasi yang tidak umum. Kondisi ini hanya terjadi pada 2% kasus kanker serviks lanjutan.

Untuk memperbaiki fistula, biasanya perlu dilakukan sebuah prosedur operasi. Tetapi ini seringkali tidak mungkin dilakukan pada seorang wanita dengan kanker serviks lanjutan, sebab kondisi mereka yang sudah sangat lemah. Jika operasi tidak memungkinkan, maka krim dan pelembab bisa digunakan untuk mengurangi pengeluaran cairan. Ini juga bertujuan untuk melindungi miss V (vagina) dan jaringan disekitarnya supaya tidak rusak dan terjadi radiasi.

Itu saja ulasan tentang Komplikasi Kanker Serviks yang super lengkap khusus untuk pengunjung setia kami di website ini. Semoga pembahasan yang kami berikan bisa memberikan manfaat positif bagi penyimaknya. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar