Rabu, 18 April 2018

BPJS Kesehatan Temukan Puluhan Ribu Kasus Kanker Serviks di Tahun 2016 Lalu

BPJS Kesehatan Temukan Puluhan Ribu Kasus Kanker Serviks di 2016, BPJS Kesehatan Temukan Puluhan Ribu Kasus Kanker Serviks di 2016, BPJS Deteksi Dini Kanker Serviks Puluhan Ribu Warga

BPJS Temukan Ribuan Kasus Kanker Serviks - Cabang Tegal telah mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang berfokus kepada upaya promotif preventif pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Dan untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-49, maka BPJS Kesehatan akan menyelenggarakan program Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks bagi para peserta JKN-KIS diseluruh Indonesia, mulai dari tanggal 13 Juli sampai 31 Juli 2017 mendatang.

Berdasarkan data-data peserta BPJS Kesehatan secara nasional pada tahun 2016, jumlah kasus penyakit kanker serviks di tingkat pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) yang mencapai 12.820 kasus dan dengan total biaya mencapai sekitar R.56,5 miliar. Dan sementara itu di tingkat Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RJTL), telah tercatat sebanyak 6.938 kasus dengan nilai total biaya sekitar Rp.87,1 miliar.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tegal, yakni A. Prasetya Harry P menyatakan bahwa pelaksanaan deteksi dini melalui IVA atau Papsmear ini merupakan salah satu upaya yang unggulan untuk menekan prevalensi kanker serviks pada peserta JKN-KIS.

"Untuk mewujudkan itu, BPJS Kesehatan telah menyediakan jaminan layanan deteksi dini kanker serviks pada seluruh kaum wanita usia produktif yang telah menjadi peserta JKN-KIS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Dan untuk pemeriksaan IVA Test dan juga Laboratorium telah bekerja sama dengan BPJS", ujar Prasetya, pada hari Senin 17 Juli 2017.

Ia menambahkan layanan pemeriksaan IVA atau Papsmear ini bisa dijamin oleh BPJS Kesehatan, sehingga para peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir lagi dengan biayanya.

Apabila setelah diperiksa dan peserta membutuhkan penanganan yang lebih lanjut lagi, maka akan dirujuk sesuai dengan prosedur-prosedur dan ketentuan yang berlaku.

"Kanker serviks tak menumbulkan gejala dan sulit untuk terdeteksi pada stadium awal, oleh karena itulah sebaiknya lakukan skrining kesehatan dengan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan oleh BPJS Kesehatan", ujar tambahnya.

Kata Prasetya, kanker serviks umumnya terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, dimana proses pengobatan yang harus dilakukan pun menjadi lebih sulit dan juga biaya pengobatannya menjadi lebih mahal.

Tetapi, dibandingkan dengan jenis kanker yang lainnya, kanker serviks ini sebenarnya paling mudah untuk dicegah dan dideteksi.

"Caranya yaitu dengan melakukan deteksi dini dan juga pemberian vaksinasi", ucap Prasetya.

Oleh karena itulah dihimbau kepada seluruh peserta JKN-KIS untuk melakukan deteksi dini di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau juga sarana penunjang lainnya yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Pemeriksaan IVA atau Papsmear sendiri merupakan metode pemeriksaan sederhana yang mempunyai tingkat akurasi tinggi, aman dan nyaman bagi pasien.

"Sampai dengan bulan Mei 2017 deteksi dini yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tegal dengan metode IVA ini telah berhasil menjangkau sebanyak 516 peserta, dan sementara itu papsmear berhasil menjangkau sebanyak 513 peserta", ungkap Prasetya.

Berdasarkan data-data per 7 Juli 2017, terdapat sebanyak 2.688.258 jiwa penduduk Indonesia yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

Selain itu juga, terdapat total sebanyak 219 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bermitra dengan BPJS Kesehatan, yang terdiri atas 75 puskesmas, 92 dokter praktik perorangan, 10 dokter praktik gigi perorangan dan 42 klinik pratama.

Kemudian BPJS Kesehatan juga sudah bekerja sama dengan 43 Fasilitas Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 24 rumah sakit, 10 apotek dan 9 optik.

Nah, itu saja informasi yang kami dapat sampaikan mengenai BPJS Temukan Ribuan Kasus Kanker Serviks tersebut. Mudah-mudahan informasi ini bisa memberikan manfaat dan motivasi kaum wanita untuk mendaftar jadi peserta JKN-KIS. Terima kasih banyak...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Teliti Kanker Servika Stadium 3, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor

Teliti Kanker Serviks Stadium 3, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor, Teliti Kanker Serviks Stadium 3, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor, Teliti Kanker Serviks Stadium Lanjut, Fitriyadi Kusuma Raih Doktor UI

Teliti Kanker Serviks Stadium 3 - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), yakni Dr.dr. Fitriyadi Kusuma Djajasasmita, Sp.OG (K) telah meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi dalam ujian terbuka di Fakultas Kedokteran UI Salemba.

Dalam disertasinya, Dr. Fitriyadi meneliti kadar survivin, telomerase dan juga sitokrom C sebagai prediktor respons terapi radiasi pada pasien karsinoma sel skuamosa serviks stadium lllB.

Fitriyadi yang juga dokter di RS. Pondok Indah ini sukses mempertahankan disertasinya di hadapan promotor Prof Dr.dr. Andrijono, Sp.OG (K) yang juga sebagai Guru Besar Departemen Obstetri Ginekologi Staf Pengajar Program Studi Ilmu Obsteri dan juga Ginekologi Fakultas Kedokteran UI dan co-promotor Dr.dr. Laila Nuranna, Sp.OG (K) dan Dr.dr. Ani Retno Prijanti, M.S. Setelah melalui sesi tanya jawab bersama tim penguji, Fitriyadi dinyatakan lulus dan dengan predikat sangat memuaskan.

Dalam risetnya, Fitriyadi sendiri menyebutkan kanker serviks merupakan jenis kanker yang sering terjadi kepada perempuan dan berhubungan erat dengan infeksi virus Human Papiillomavirus (HPV).

Pada tahun 2008 lalu, WHO telah menyatakan terdapat 528.000 kasus baru mengenai kanker serviks dan 10% merupakan kanker serviks dengan stadium invasif. Fitriyadi sendiri menjelaskan bahwa kanker serviks tersebut telah menyebabkan kematian sebanyak 266.000 perempuan setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 88% terjadi di negara yang berkembang.

Menurutnya, penyakit kanker serviks ini menempati posisi kelima terbanyak dari seluruh jenis kanker pada manusia dan posisi ketiga dari seluruh jenis kanker pada perempuan setelah kanker payudara dan juga kanker kolorektal. Dan bahkan, Kementerian telah memperkirakan kejadian kanker serviks tersebut berkisar 100 per 1000.000 penduduk.

Lebih lanjut dijelaskannya, angka kesintasan 5 kanker serviks di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2012 yaitu 73% pada stadium l, 52% pada stadium ll, 31% pada stadium lll dan 0% pada stadium lV.

Berdasarkan dari data-data yang dikumpulkannya, angka kematian kanker serviks di negara Indonesia masih sangat tinggi karena 90% pasien yang datang diagnosis kanker invasif stadium lanjut atau terminal. Sebanyyak 66,4% pasien kanker serviks yang datang ke RSCM diterima pada stadium lanjut lllB-IVB, sehingga pengobatan kanker serviks sering mengecewakan.

Respons terapi radiasi pada pasien kanker serviks dengan stadium lanjut sangat bervariasi meskipun dengan faktor klinikopatalogi yang sama seperti stadium, jenis histopatologi, masa tumor, derajat diferensiasi, reaksi limfosit, invaso limfovaskular dan nekrosis. "Oleh karena itulah, dipikirkan faktor prognosis lainnya seperti apoptosis, sitokrom c dan telomerase", jelasnya.

Penelitian ini ujarnya bertujuan untuk mengetahui peran dari survivin, telomerase dan juga sitokrom c sebagai prediktor respons terapi radiasi pada serviks stadium lanjut khususnya stadium lllB.

Studi yang dilakukan Dr. Fitriyadi bersifat prospektif menggunakan metode nested case control. Pengampilan data-data dilakukan di Poliklinik Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM serta Departemen Patologi Anatomi FKUI pada Januari 2016 - Mei 2017. Dari 90 subjek penelitian, di daparkan rerata usia pasien 50 tahun, rerata masa tumor 6,7 cm.

Dengan melalui risetnya ini, Fitriyadi menyimpulkan bahwa kadar survivin tinggi dan telomerase tinggi ini berhubungan dengan respon terapi radiasi negatif.

Hasil disertasi ini akan dibuat suatu model prediksi untuk keberhasilan terapi radiasi pada kanker serviks yang akan didaftarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) UNiversitas Indonesia (UI).

Semoga artikel Teliti Kanker Serviks Stadium 3 ini bisa memberikan manfaat positif bagi para penikmat atau pembaca informasi website ini. Dan mudah-mudahan anda bisa menyerap apa yang sudah dibahas dalam artikel ini. Terima kasih banyak...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Selasa, 17 April 2018

Pada Tahap ini Pasien Kanker Serviks Masih bisa Diselamatkan

Pada Tahap Ini Pasien Kanker Serviks Masih Bisa Diselamatkan, Pada Tahap Ini Pasien Kanker Serviks Masih Bisa Diselamatkan, Pasien Kanker Serviks, Pada Tahap Ini Masih Bisa Diselamatkan

Tahap Kanker Serviks yang Bisa Diselamatkan - Bulan Juli adalah bulan deteksi kanker serviks. Kaum wanita dianjurkan untuk rajin melakukan deteksi dini kanker serviks dengan cara melakukan pemeriksaan IVA.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) telah melakukan sebuah pemeriksaan IVA secara serentak terhadap 91.349 wanita di negara Indonesia, tepatnya pada tanggal 5 Juli 2017. Hasil pemeriksaan tersebut telah menunjukkan 2,3% wanita terindikasi penyakit kanker serviks.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia yakni Dr. Emi Nurjasmi, Mkes menghimbau agar melakukan deteksi dini supaya kanker serviks bisa disembuhkan sebelum kondisi si pengidapnya memasuki stadium akhir.

"Cara mendeteksi penyakit kanker serviks yaitu dengan melakukan screening lebih awal. Dengan melalui pemeriksaan IVA, jika ditemukan adanya indikasi kanker serviks lebih cepat ditangani akan lebih baik. Pada tahap awal indikasi kanker serviks itu masih bisa diselamatkan", ujar Dr. Emi Nurjasmi dalam sebuah acara puncak hari ulang tahun IBI (ikatan bidan indonesia) yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat, pada hari Rabu 19 Juli 2017.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahayanya bagi kaum wanita yang tidak melakukan screening, "Tetapi jika tidak melakukan screening, tiba-tiba sudah stadium 4, ini yang akan sulit untuk ditangani, seperti kasus pada artis Julia Perez", ujar Dr. Emi.

Selain melakukan pemeriksaan IVA secara rutin, kanker serviks bisa juga dicegah dengan menjalani perilaku hidup yang bersih dan menghindari hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan.

Nah, itulah info tentang Tahap Kanker Serviks yang Bisa Diselamatkan. Mudah-mudahan informasi ini berguna untuk kaum perempuan yang ada didunia khususnya Indonesia. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Segera Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin

Segera Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin, SEGERA! Kanker Serviks Dapat Dicegah Pakai Cara Ini, Mencegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi

Mencegah Kanker Serviks dengan Vaksin - Satu-satunya jenis penyakit kanker yang terang-benderang penyebabnya bisa dideteksi dari awal atau juga diantisipasi yaitu kanker serviks. Karena itulah, wanita dan remaja-remaja putri diharapkan untuk sedini mungkin melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan vaksin. Demikian yang disampaikan oleh Dr. Dinda Derdameisya Sp.OG saat berbicara di depan 50-an ibu umat Gereja Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu dalam seminar Kanker Serviks yang di selenggarakan oleh Kanal Health dan juga Tim Kalbe Health Care di ibu kota Jakarta, tepatnya pada hari Minggu 23/07/2017.

Selain vaksin, langkah yang bisa ditempuh untuk mengurangi resiko terkena kanker serviks antara lain ialah setiap kepada pasangan atau alias tidak bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual, berhubungan seks (intim) dengan aman, dan skrining rutin leher rahim (papsmear). "80% hingga 90% kanker serviks terjadi akibat perilaku seks yang tidak aman dan berganti-ganti pasangan", ujar Dr. Dinda.

Vaksin sendiri pada dasarnya untuk mencegah dan tidak untuk mengobati. Jadi, jika seorang wanita sudah terdeteksi terkena kanker serviks yang ditularkan oleh virus yang bernama Human Papillomavirus (HPV), maka vaksin tidak bisa mengobati dan juga tidak mengatasi masalah.

"Mau enggak mau ya tindakannya seperti penanganan kasus kanker pada umumnya, seperti kemoterapi, radiologi dan operasi", ujar Dinda. Dr. Dinda juga menyarankan supaya para wanita yang sudah aktif berhubungan intim (seks) atau sudah pernah berhubungan intim untuk melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin. Tindakan ini dilakukan untuk mendeteksi ada dan tidaknya virus HPV pada leher rahim. Atau juga untuk memeriksa kesehatan pada sel-sel rahim dan bukan tes untuk kanker. Jika tidak ditemukan virus, disarankan untuk melakukan sebuah tindakan vaksin.

Pap smear disarankan untuk dilakukan dengan kondisi antara lain apda saat seorang wanita sudah tidak menstruasi atau hari kesepuluh menstruasi dan tidak habis melakukan hubungan seks. "Itu metode konvensial". Jika metode pemeriksaan baru seperti HPV LBC Test tidak perlu mengikuti syarat-syarat itu. Kondisi apa pun masih bisa. Hanya saja memang harganya jauh lebih mahal dan tidak ditanggung BPJS. Jika yang konvensional ditanggung BPJS.

Menurut Dr. Dinda, vaksin HPV juga sangat disarankan sekali untuk dilakukan pada anak-anak perempuan. Dan bahkan sudah menjadi vaksin wajib bagi anak-anak perempuan. Vaksin ini akan sangat efektif diberikan kepada anak perempuan atau gadis sebelum aktif secara seksual. "Para ibu-ibu tidak perlu khawatir dengan rumor atau kabar yang beredar saat ini tentang vaksin HPV pada anak-anak perempuan yang menyebabkan menopause dini, itu tidak benar", tegas Dr. Dinda.

Itu saja informasi yang kami dapat sampaikan, semoga anda bisa ikut andil dalam Mencegah Kanker Serviks dengan Vaksin tersebut. Karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati dan bahkan resikonya pun tidak berat. Terima kasih banyak...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Senin, 16 April 2018

Sebanyak 1.500 Pekerja Wanita ikuti Pemeriksaan Dini Kanker Serviks

1.500 Pekerja Wanita Ikuti Pemeriksaan Dini Kanker Serviks, 1500 Pekerja Wanita Ini Ikuti Pemeriksaan Dini Kanker Serviks, 1.500 Tenaga Kerja Wanita Ikuti Test Kanker Serviks Gratis

Pencegahan Kanker Serviks - Sebanyak 1500 pekerja perempuan di pabrik garmen PT. Bina Busana Internusa Semarang, Jawa Tengah mengikuti tes 'IVA', atau yang disebut dengan pemeriksaan leher rahim (serviks) sebagai langkah deteksi dini ada dan tidaknya penyakit kanker serviks. Kegiatan gratis ini di gagas oleh Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kementerian Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era atau disingkat 'OASE' Kabinet Kerja.

"Dengan mendeteksi dini dimaksudkan untuk meminimalisir penderita penyakit kanker serviks. Dan juga mempermudah mengobatinya kepada penderita yang diketahui sejak kanker serviks stadium awal", tutur Marifah Hanif Dhakiri selaku perwakilan dari OASE Kabinet Kerja, saat memberikan sambutan di hadapan para pekerja PT. Bina Busana Internusa, tepatnya pada hari Senin 21/08/2017.

Marifah yang juga istri dari Menteri Ketenagakerjaan M. Hanis Dhakiri juga menyebutkan bahwa saat ini jumlah penderita penyakit kanker serviks di negara Indonesia menempati urutan kedua setelah penderita kanker payudara. Data kementerian Kesehatan tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-rata setiap jam jumlah penderita kanker serviks terus bertambah 2,5 orang dan meninggal sekitar 1,1 orang.

Sebagai bentuk kepedulian serta keprihatinan, OASE dan bersama Kementerian Ketenagakerjaan sejak tahun 2015 mengadakan pemeriksaan dini kanker serviks dengan secara gratis kepada para pekerja wanita. Sejak tahun 2015, program ini sudah diikuti sebanyak 8.753 pekerja (belum termasuk pekerja PT. Bina Busana Internusa). Jumlah tersebut terdiri dari pemeriksaan di berbagai PT, antara lain PT. Sritex Sukoharjo sebanyak 4.000 pekerja, PT. Primayuda Boyolali sebanyak 1.000 pekerja, PT. SAMA Semarang sebanyak 2.503 pekerja, dan PT. Ecco Indonesia sebanyak 1.250 pekerja. Dari jumlah tersebut itu yang dinyatakan positif yakni hanya 36 pekerja atau orang saja (0,48%).

Marifah sendiri berharap, kegiatan yang sama bisa terus digelorakan di semua lapisan masyarakat, sehingga bisa tercipta tenaga kerja yang sehat dan juga produktif. Menurutnya, penciptaan tenaga kerja yang produktif ini merupakan salah satu program prioritas pemerintah saat ini. Pasalnya produktivitas adalah salah satu faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. "Rendahnya status kesehatan  tenaga kerja bisa berdampak pada menurunnya produktivitas kerja yang mengakibatkan terjadinya tingkat upah yang rendah", ungkap Marifah Hanif.

Kemnaker dan bersama OASE Kabinet Kerja telah menyelenggarakan pemeriksaan tes IVA di PT. Bina Busana Internusa sejak tanggal 14 Agustus sampai 21 Agustus 2017. Turut hadir di acara ini Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo dan beserta istrinya Siti Atiqoh Supriyanti.

Sedangkan dari OASE sendiri, selain Marifah Hanif, hadir pula Suryan Widati Muhajir (istri Mendikbud), Erni Guntarti Tjahjo (istri Mendagri), Siti Faridah Pratikno (istri Mensesneg) dan Sri Mega Darmi Sandjojo (istri Mendes dan PDT).

OASE Kabinet Kerja adalah sebuah perkumpulan para pendamping menteri dan unsur eksekutif kepemerintahan yang dipimpin oleh Ibu Iriana Joko Widodo. Organisasi ini mempunyai serangkaian program untuk mendukung tercapainya nawacita Presiden Jokowi.

Itu saja informasi tentang himbauan Pencegahan Kanker Serviks yang wajib kaum perempuan mengikutinya, sebab kanker serviks akan berdampak buruk dan bahkan membahayakan nyawa bagi penderitanya. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Rajin Mencuci Tangan bisa Cegah Kanker Serviks

Rajin Cuci Tangan Bisa Cegah Kanker Serviks, Rajin Cuci Tangan Cegah Kanker Serviks, Rajin Cuci Tangan Bisa Mencegah Kanker Serviks Lho!

Mencuci Tangan Cegah Kanker Serviks - Rajin mencuci tangan bisa mencegah penyakit kanker serviks dikarenakan human papillomavirus (HPV merupakan faktor penyebab kanker itu bisa berpindah melalui sentuhan, ucap Kepala Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta Venita.

"Perlu mewaspadai toilet umum. Kita sebaiknya harus lebih waspada menjaga kebersihannya itu, kemudian rajin mencuci tangan. Langkah-langkah kebersihan umum sebelum makan, sebelum dan sesudah buang air kecil juga", katanya Kepala Bidang YKI.

Berdasarkan penelitian, menurut Kepala Bidang YKI, penyebaran virus kanker serviks ini melalui kontak sentuhan kurang dari 10%. Namun, memperhatikan kebersihan merupakan sebuah hal yang sangat penting untuk pencegahan kanker serviks.

Selain rajin cuci tangan, pencegahan kanker serviks yang bisa dilakukan ialah vaksinasi dan deteksi dini kanker serviks setidaknya 3 tahun sekali.

"Minimal setidaknya 3 tahun sekali, jika bisa lebih sering, ya, tidak apa-apa kok. Kelamaan dikhawatirkan lupa, namun 3 tahun sekali minimal. Papsmear gratis BPJS jadi tidak ada alasan wanita untuk tidak periksa", ucap Venita.

Ia juga menyarankan untuk diet seimbang, banyak mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat antioksidan, dan rutin berolahraga untuk mencegah terjangkit kanker serviks.

Kanker serviks sendiri merupakan satu-satunya penyakit kanker yang bisa dicegah melalui vaksinasi HPV sebagai pencegahan primer dan skrining sejak dini sebagai pencegahan sekunder.

Tetapi, menurut data-data yang dihimpun dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, telah ditemukan 70% penderita kanker serviks datang dengan stadium lanjutan (stadium >3b), dan dengan kelompok usia paling banyak didapatkan rentang usia 35 - 55 tahun, sehingga mempengaruhi angka harapan hidup bagi si pasien tersebut.

Data penderita kanker serviks di RS Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010 sampai dengan 2014 dari 105 pasien, hanya 14% pasien yang mampu bertahan hidup sampai 1 tahun. Dan bahkan dalam 5 tahun, angka harapan hidup adalah 0%.

Gimana setelah menyimak artikel Mencuci Tangan Cegah Kanker Serviks ini? Apakah kalian ingin hidup lebih lama atau sebaliknya? Jika anda tidak mau seperti itu, maka rajin-rajinlah mencuci tangan supaya kanker serviks tidak muncul dan mennyerang kesehatan anda. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Cegah Kanker Serviks, Putri Indonesia 2017 Melakukan Vaksinasi HPV

Cegah Kanker Serviks, Putri Indonesia 2017 Lakukan Vaksinasi HPV, Cegah Kanker Serviks, Putri Indonesia 2017 Lakukan Vaksinasi HPV, Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV | Koran Jakarta

Mencegah Kanker Serviks - Kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian terbesar yang menyerang kaum wanita Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye 'cegah kanker serviks' Putri Indonesia 2017 melakukan vaksinasi HPV.

Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) dan bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta telah menyelenggarakan lokakarya dan juga sosialisasi vaksin HPV, tepatnya pada hari Kamis (07/09/2017) yang bertempat di Graha YKI Jakarta.

Mengusung tema 'Love Yourself, Love Your Family', YKI menjelaskan tentang betapa pentingnya melakukan vaksinasi HPV tersebut. Vaksin HPV ini berfungsi sebagai pencegahan primer yang sangat efektif terhadap penyakit kanker serviks dan pemeriksaan pap smear secara rutin bagi kaum wanita yang sekiranya sudah menikah.

Dalam kampanye tersebut, Bunga Jelita yang sebagai Duta Cegah Kanker Serviks tersebut turut menyuarakan betapa pentingnya kesadaran masyarakat mengenai bahaya kanker serviks pada kita atau anda. Tidak hanya itu saja, Bunga Jelita juga melakukan vaksinasi HPV.

"Saya ingin menyerukan kepada seluruh kaum wanita Indonesia akan pentingnya mendeteksi dini kanker serviks dan melakukan vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks", ucap Bunga setelah mendapatkan vaksinasi.

Bunga Jelita menyadari bahwa kaum wanita memiliki peran yang penting baik dalam keluarga maupun juga dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itulah, Bunga menghimbau supaya wanita yang berusia produktif untuk rajin melakukan vaksinasi HPV.

Nah, mungkin itu saja informasi tentang Mencegah Kanker Serviks agar tidak muncul dan menyerang tubuh kita. Jadi, sebaiknya rajin dan rutin menjalani vaksinasi HPV seperti yang sudah disarankan oleh Bunga Jelita selaku Duta Cegah Kanker Serviks. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com