Rabu, 18 April 2018

BPJS Kesehatan Temukan Puluhan Ribu Kasus Kanker Serviks di Tahun 2016 Lalu

BPJS Kesehatan Temukan Puluhan Ribu Kasus Kanker Serviks di 2016, BPJS Kesehatan Temukan Puluhan Ribu Kasus Kanker Serviks di 2016, BPJS Deteksi Dini Kanker Serviks Puluhan Ribu Warga

BPJS Temukan Ribuan Kasus Kanker Serviks - Cabang Tegal telah mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang berfokus kepada upaya promotif preventif pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Dan untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-49, maka BPJS Kesehatan akan menyelenggarakan program Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks bagi para peserta JKN-KIS diseluruh Indonesia, mulai dari tanggal 13 Juli sampai 31 Juli 2017 mendatang.

Berdasarkan data-data peserta BPJS Kesehatan secara nasional pada tahun 2016, jumlah kasus penyakit kanker serviks di tingkat pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) yang mencapai 12.820 kasus dan dengan total biaya mencapai sekitar R.56,5 miliar. Dan sementara itu di tingkat Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RJTL), telah tercatat sebanyak 6.938 kasus dengan nilai total biaya sekitar Rp.87,1 miliar.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tegal, yakni A. Prasetya Harry P menyatakan bahwa pelaksanaan deteksi dini melalui IVA atau Papsmear ini merupakan salah satu upaya yang unggulan untuk menekan prevalensi kanker serviks pada peserta JKN-KIS.

"Untuk mewujudkan itu, BPJS Kesehatan telah menyediakan jaminan layanan deteksi dini kanker serviks pada seluruh kaum wanita usia produktif yang telah menjadi peserta JKN-KIS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Dan untuk pemeriksaan IVA Test dan juga Laboratorium telah bekerja sama dengan BPJS", ujar Prasetya, pada hari Senin 17 Juli 2017.

Ia menambahkan layanan pemeriksaan IVA atau Papsmear ini bisa dijamin oleh BPJS Kesehatan, sehingga para peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir lagi dengan biayanya.

Apabila setelah diperiksa dan peserta membutuhkan penanganan yang lebih lanjut lagi, maka akan dirujuk sesuai dengan prosedur-prosedur dan ketentuan yang berlaku.

"Kanker serviks tak menumbulkan gejala dan sulit untuk terdeteksi pada stadium awal, oleh karena itulah sebaiknya lakukan skrining kesehatan dengan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan oleh BPJS Kesehatan", ujar tambahnya.

Kata Prasetya, kanker serviks umumnya terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, dimana proses pengobatan yang harus dilakukan pun menjadi lebih sulit dan juga biaya pengobatannya menjadi lebih mahal.

Tetapi, dibandingkan dengan jenis kanker yang lainnya, kanker serviks ini sebenarnya paling mudah untuk dicegah dan dideteksi.

"Caranya yaitu dengan melakukan deteksi dini dan juga pemberian vaksinasi", ucap Prasetya.

Oleh karena itulah dihimbau kepada seluruh peserta JKN-KIS untuk melakukan deteksi dini di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau juga sarana penunjang lainnya yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Pemeriksaan IVA atau Papsmear sendiri merupakan metode pemeriksaan sederhana yang mempunyai tingkat akurasi tinggi, aman dan nyaman bagi pasien.

"Sampai dengan bulan Mei 2017 deteksi dini yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tegal dengan metode IVA ini telah berhasil menjangkau sebanyak 516 peserta, dan sementara itu papsmear berhasil menjangkau sebanyak 513 peserta", ungkap Prasetya.

Berdasarkan data-data per 7 Juli 2017, terdapat sebanyak 2.688.258 jiwa penduduk Indonesia yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

Selain itu juga, terdapat total sebanyak 219 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bermitra dengan BPJS Kesehatan, yang terdiri atas 75 puskesmas, 92 dokter praktik perorangan, 10 dokter praktik gigi perorangan dan 42 klinik pratama.

Kemudian BPJS Kesehatan juga sudah bekerja sama dengan 43 Fasilitas Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 24 rumah sakit, 10 apotek dan 9 optik.

Nah, itu saja informasi yang kami dapat sampaikan mengenai BPJS Temukan Ribuan Kasus Kanker Serviks tersebut. Mudah-mudahan informasi ini bisa memberikan manfaat dan motivasi kaum wanita untuk mendaftar jadi peserta JKN-KIS. Terima kasih banyak...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Teliti Kanker Servika Stadium 3, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor

Teliti Kanker Serviks Stadium 3, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor, Teliti Kanker Serviks Stadium 3, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor, Teliti Kanker Serviks Stadium Lanjut, Fitriyadi Kusuma Raih Doktor UI

Teliti Kanker Serviks Stadium 3 - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), yakni Dr.dr. Fitriyadi Kusuma Djajasasmita, Sp.OG (K) telah meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi dalam ujian terbuka di Fakultas Kedokteran UI Salemba.

Dalam disertasinya, Dr. Fitriyadi meneliti kadar survivin, telomerase dan juga sitokrom C sebagai prediktor respons terapi radiasi pada pasien karsinoma sel skuamosa serviks stadium lllB.

Fitriyadi yang juga dokter di RS. Pondok Indah ini sukses mempertahankan disertasinya di hadapan promotor Prof Dr.dr. Andrijono, Sp.OG (K) yang juga sebagai Guru Besar Departemen Obstetri Ginekologi Staf Pengajar Program Studi Ilmu Obsteri dan juga Ginekologi Fakultas Kedokteran UI dan co-promotor Dr.dr. Laila Nuranna, Sp.OG (K) dan Dr.dr. Ani Retno Prijanti, M.S. Setelah melalui sesi tanya jawab bersama tim penguji, Fitriyadi dinyatakan lulus dan dengan predikat sangat memuaskan.

Dalam risetnya, Fitriyadi sendiri menyebutkan kanker serviks merupakan jenis kanker yang sering terjadi kepada perempuan dan berhubungan erat dengan infeksi virus Human Papiillomavirus (HPV).

Pada tahun 2008 lalu, WHO telah menyatakan terdapat 528.000 kasus baru mengenai kanker serviks dan 10% merupakan kanker serviks dengan stadium invasif. Fitriyadi sendiri menjelaskan bahwa kanker serviks tersebut telah menyebabkan kematian sebanyak 266.000 perempuan setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 88% terjadi di negara yang berkembang.

Menurutnya, penyakit kanker serviks ini menempati posisi kelima terbanyak dari seluruh jenis kanker pada manusia dan posisi ketiga dari seluruh jenis kanker pada perempuan setelah kanker payudara dan juga kanker kolorektal. Dan bahkan, Kementerian telah memperkirakan kejadian kanker serviks tersebut berkisar 100 per 1000.000 penduduk.

Lebih lanjut dijelaskannya, angka kesintasan 5 kanker serviks di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2012 yaitu 73% pada stadium l, 52% pada stadium ll, 31% pada stadium lll dan 0% pada stadium lV.

Berdasarkan dari data-data yang dikumpulkannya, angka kematian kanker serviks di negara Indonesia masih sangat tinggi karena 90% pasien yang datang diagnosis kanker invasif stadium lanjut atau terminal. Sebanyyak 66,4% pasien kanker serviks yang datang ke RSCM diterima pada stadium lanjut lllB-IVB, sehingga pengobatan kanker serviks sering mengecewakan.

Respons terapi radiasi pada pasien kanker serviks dengan stadium lanjut sangat bervariasi meskipun dengan faktor klinikopatalogi yang sama seperti stadium, jenis histopatologi, masa tumor, derajat diferensiasi, reaksi limfosit, invaso limfovaskular dan nekrosis. "Oleh karena itulah, dipikirkan faktor prognosis lainnya seperti apoptosis, sitokrom c dan telomerase", jelasnya.

Penelitian ini ujarnya bertujuan untuk mengetahui peran dari survivin, telomerase dan juga sitokrom c sebagai prediktor respons terapi radiasi pada serviks stadium lanjut khususnya stadium lllB.

Studi yang dilakukan Dr. Fitriyadi bersifat prospektif menggunakan metode nested case control. Pengampilan data-data dilakukan di Poliklinik Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM serta Departemen Patologi Anatomi FKUI pada Januari 2016 - Mei 2017. Dari 90 subjek penelitian, di daparkan rerata usia pasien 50 tahun, rerata masa tumor 6,7 cm.

Dengan melalui risetnya ini, Fitriyadi menyimpulkan bahwa kadar survivin tinggi dan telomerase tinggi ini berhubungan dengan respon terapi radiasi negatif.

Hasil disertasi ini akan dibuat suatu model prediksi untuk keberhasilan terapi radiasi pada kanker serviks yang akan didaftarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) UNiversitas Indonesia (UI).

Semoga artikel Teliti Kanker Serviks Stadium 3 ini bisa memberikan manfaat positif bagi para penikmat atau pembaca informasi website ini. Dan mudah-mudahan anda bisa menyerap apa yang sudah dibahas dalam artikel ini. Terima kasih banyak...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Selasa, 17 April 2018

Pada Tahap ini Pasien Kanker Serviks Masih bisa Diselamatkan

Pada Tahap Ini Pasien Kanker Serviks Masih Bisa Diselamatkan, Pada Tahap Ini Pasien Kanker Serviks Masih Bisa Diselamatkan, Pasien Kanker Serviks, Pada Tahap Ini Masih Bisa Diselamatkan

Tahap Kanker Serviks yang Bisa Diselamatkan - Bulan Juli adalah bulan deteksi kanker serviks. Kaum wanita dianjurkan untuk rajin melakukan deteksi dini kanker serviks dengan cara melakukan pemeriksaan IVA.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) telah melakukan sebuah pemeriksaan IVA secara serentak terhadap 91.349 wanita di negara Indonesia, tepatnya pada tanggal 5 Juli 2017. Hasil pemeriksaan tersebut telah menunjukkan 2,3% wanita terindikasi penyakit kanker serviks.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia yakni Dr. Emi Nurjasmi, Mkes menghimbau agar melakukan deteksi dini supaya kanker serviks bisa disembuhkan sebelum kondisi si pengidapnya memasuki stadium akhir.

"Cara mendeteksi penyakit kanker serviks yaitu dengan melakukan screening lebih awal. Dengan melalui pemeriksaan IVA, jika ditemukan adanya indikasi kanker serviks lebih cepat ditangani akan lebih baik. Pada tahap awal indikasi kanker serviks itu masih bisa diselamatkan", ujar Dr. Emi Nurjasmi dalam sebuah acara puncak hari ulang tahun IBI (ikatan bidan indonesia) yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat, pada hari Rabu 19 Juli 2017.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahayanya bagi kaum wanita yang tidak melakukan screening, "Tetapi jika tidak melakukan screening, tiba-tiba sudah stadium 4, ini yang akan sulit untuk ditangani, seperti kasus pada artis Julia Perez", ujar Dr. Emi.

Selain melakukan pemeriksaan IVA secara rutin, kanker serviks bisa juga dicegah dengan menjalani perilaku hidup yang bersih dan menghindari hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan.

Nah, itulah info tentang Tahap Kanker Serviks yang Bisa Diselamatkan. Mudah-mudahan informasi ini berguna untuk kaum perempuan yang ada didunia khususnya Indonesia. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Segera Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin

Segera Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin, SEGERA! Kanker Serviks Dapat Dicegah Pakai Cara Ini, Mencegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi

Mencegah Kanker Serviks dengan Vaksin - Satu-satunya jenis penyakit kanker yang terang-benderang penyebabnya bisa dideteksi dari awal atau juga diantisipasi yaitu kanker serviks. Karena itulah, wanita dan remaja-remaja putri diharapkan untuk sedini mungkin melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan vaksin. Demikian yang disampaikan oleh Dr. Dinda Derdameisya Sp.OG saat berbicara di depan 50-an ibu umat Gereja Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu dalam seminar Kanker Serviks yang di selenggarakan oleh Kanal Health dan juga Tim Kalbe Health Care di ibu kota Jakarta, tepatnya pada hari Minggu 23/07/2017.

Selain vaksin, langkah yang bisa ditempuh untuk mengurangi resiko terkena kanker serviks antara lain ialah setiap kepada pasangan atau alias tidak bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual, berhubungan seks (intim) dengan aman, dan skrining rutin leher rahim (papsmear). "80% hingga 90% kanker serviks terjadi akibat perilaku seks yang tidak aman dan berganti-ganti pasangan", ujar Dr. Dinda.

Vaksin sendiri pada dasarnya untuk mencegah dan tidak untuk mengobati. Jadi, jika seorang wanita sudah terdeteksi terkena kanker serviks yang ditularkan oleh virus yang bernama Human Papillomavirus (HPV), maka vaksin tidak bisa mengobati dan juga tidak mengatasi masalah.

"Mau enggak mau ya tindakannya seperti penanganan kasus kanker pada umumnya, seperti kemoterapi, radiologi dan operasi", ujar Dinda. Dr. Dinda juga menyarankan supaya para wanita yang sudah aktif berhubungan intim (seks) atau sudah pernah berhubungan intim untuk melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin. Tindakan ini dilakukan untuk mendeteksi ada dan tidaknya virus HPV pada leher rahim. Atau juga untuk memeriksa kesehatan pada sel-sel rahim dan bukan tes untuk kanker. Jika tidak ditemukan virus, disarankan untuk melakukan sebuah tindakan vaksin.

Pap smear disarankan untuk dilakukan dengan kondisi antara lain apda saat seorang wanita sudah tidak menstruasi atau hari kesepuluh menstruasi dan tidak habis melakukan hubungan seks. "Itu metode konvensial". Jika metode pemeriksaan baru seperti HPV LBC Test tidak perlu mengikuti syarat-syarat itu. Kondisi apa pun masih bisa. Hanya saja memang harganya jauh lebih mahal dan tidak ditanggung BPJS. Jika yang konvensional ditanggung BPJS.

Menurut Dr. Dinda, vaksin HPV juga sangat disarankan sekali untuk dilakukan pada anak-anak perempuan. Dan bahkan sudah menjadi vaksin wajib bagi anak-anak perempuan. Vaksin ini akan sangat efektif diberikan kepada anak perempuan atau gadis sebelum aktif secara seksual. "Para ibu-ibu tidak perlu khawatir dengan rumor atau kabar yang beredar saat ini tentang vaksin HPV pada anak-anak perempuan yang menyebabkan menopause dini, itu tidak benar", tegas Dr. Dinda.

Itu saja informasi yang kami dapat sampaikan, semoga anda bisa ikut andil dalam Mencegah Kanker Serviks dengan Vaksin tersebut. Karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati dan bahkan resikonya pun tidak berat. Terima kasih banyak...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Senin, 16 April 2018

Sebanyak 1.500 Pekerja Wanita ikuti Pemeriksaan Dini Kanker Serviks

1.500 Pekerja Wanita Ikuti Pemeriksaan Dini Kanker Serviks, 1500 Pekerja Wanita Ini Ikuti Pemeriksaan Dini Kanker Serviks, 1.500 Tenaga Kerja Wanita Ikuti Test Kanker Serviks Gratis

Pencegahan Kanker Serviks - Sebanyak 1500 pekerja perempuan di pabrik garmen PT. Bina Busana Internusa Semarang, Jawa Tengah mengikuti tes 'IVA', atau yang disebut dengan pemeriksaan leher rahim (serviks) sebagai langkah deteksi dini ada dan tidaknya penyakit kanker serviks. Kegiatan gratis ini di gagas oleh Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kementerian Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era atau disingkat 'OASE' Kabinet Kerja.

"Dengan mendeteksi dini dimaksudkan untuk meminimalisir penderita penyakit kanker serviks. Dan juga mempermudah mengobatinya kepada penderita yang diketahui sejak kanker serviks stadium awal", tutur Marifah Hanif Dhakiri selaku perwakilan dari OASE Kabinet Kerja, saat memberikan sambutan di hadapan para pekerja PT. Bina Busana Internusa, tepatnya pada hari Senin 21/08/2017.

Marifah yang juga istri dari Menteri Ketenagakerjaan M. Hanis Dhakiri juga menyebutkan bahwa saat ini jumlah penderita penyakit kanker serviks di negara Indonesia menempati urutan kedua setelah penderita kanker payudara. Data kementerian Kesehatan tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-rata setiap jam jumlah penderita kanker serviks terus bertambah 2,5 orang dan meninggal sekitar 1,1 orang.

Sebagai bentuk kepedulian serta keprihatinan, OASE dan bersama Kementerian Ketenagakerjaan sejak tahun 2015 mengadakan pemeriksaan dini kanker serviks dengan secara gratis kepada para pekerja wanita. Sejak tahun 2015, program ini sudah diikuti sebanyak 8.753 pekerja (belum termasuk pekerja PT. Bina Busana Internusa). Jumlah tersebut terdiri dari pemeriksaan di berbagai PT, antara lain PT. Sritex Sukoharjo sebanyak 4.000 pekerja, PT. Primayuda Boyolali sebanyak 1.000 pekerja, PT. SAMA Semarang sebanyak 2.503 pekerja, dan PT. Ecco Indonesia sebanyak 1.250 pekerja. Dari jumlah tersebut itu yang dinyatakan positif yakni hanya 36 pekerja atau orang saja (0,48%).

Marifah sendiri berharap, kegiatan yang sama bisa terus digelorakan di semua lapisan masyarakat, sehingga bisa tercipta tenaga kerja yang sehat dan juga produktif. Menurutnya, penciptaan tenaga kerja yang produktif ini merupakan salah satu program prioritas pemerintah saat ini. Pasalnya produktivitas adalah salah satu faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. "Rendahnya status kesehatan  tenaga kerja bisa berdampak pada menurunnya produktivitas kerja yang mengakibatkan terjadinya tingkat upah yang rendah", ungkap Marifah Hanif.

Kemnaker dan bersama OASE Kabinet Kerja telah menyelenggarakan pemeriksaan tes IVA di PT. Bina Busana Internusa sejak tanggal 14 Agustus sampai 21 Agustus 2017. Turut hadir di acara ini Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo dan beserta istrinya Siti Atiqoh Supriyanti.

Sedangkan dari OASE sendiri, selain Marifah Hanif, hadir pula Suryan Widati Muhajir (istri Mendikbud), Erni Guntarti Tjahjo (istri Mendagri), Siti Faridah Pratikno (istri Mensesneg) dan Sri Mega Darmi Sandjojo (istri Mendes dan PDT).

OASE Kabinet Kerja adalah sebuah perkumpulan para pendamping menteri dan unsur eksekutif kepemerintahan yang dipimpin oleh Ibu Iriana Joko Widodo. Organisasi ini mempunyai serangkaian program untuk mendukung tercapainya nawacita Presiden Jokowi.

Itu saja informasi tentang himbauan Pencegahan Kanker Serviks yang wajib kaum perempuan mengikutinya, sebab kanker serviks akan berdampak buruk dan bahkan membahayakan nyawa bagi penderitanya. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Rajin Mencuci Tangan bisa Cegah Kanker Serviks

Rajin Cuci Tangan Bisa Cegah Kanker Serviks, Rajin Cuci Tangan Cegah Kanker Serviks, Rajin Cuci Tangan Bisa Mencegah Kanker Serviks Lho!

Mencuci Tangan Cegah Kanker Serviks - Rajin mencuci tangan bisa mencegah penyakit kanker serviks dikarenakan human papillomavirus (HPV merupakan faktor penyebab kanker itu bisa berpindah melalui sentuhan, ucap Kepala Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta Venita.

"Perlu mewaspadai toilet umum. Kita sebaiknya harus lebih waspada menjaga kebersihannya itu, kemudian rajin mencuci tangan. Langkah-langkah kebersihan umum sebelum makan, sebelum dan sesudah buang air kecil juga", katanya Kepala Bidang YKI.

Berdasarkan penelitian, menurut Kepala Bidang YKI, penyebaran virus kanker serviks ini melalui kontak sentuhan kurang dari 10%. Namun, memperhatikan kebersihan merupakan sebuah hal yang sangat penting untuk pencegahan kanker serviks.

Selain rajin cuci tangan, pencegahan kanker serviks yang bisa dilakukan ialah vaksinasi dan deteksi dini kanker serviks setidaknya 3 tahun sekali.

"Minimal setidaknya 3 tahun sekali, jika bisa lebih sering, ya, tidak apa-apa kok. Kelamaan dikhawatirkan lupa, namun 3 tahun sekali minimal. Papsmear gratis BPJS jadi tidak ada alasan wanita untuk tidak periksa", ucap Venita.

Ia juga menyarankan untuk diet seimbang, banyak mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat antioksidan, dan rutin berolahraga untuk mencegah terjangkit kanker serviks.

Kanker serviks sendiri merupakan satu-satunya penyakit kanker yang bisa dicegah melalui vaksinasi HPV sebagai pencegahan primer dan skrining sejak dini sebagai pencegahan sekunder.

Tetapi, menurut data-data yang dihimpun dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, telah ditemukan 70% penderita kanker serviks datang dengan stadium lanjutan (stadium >3b), dan dengan kelompok usia paling banyak didapatkan rentang usia 35 - 55 tahun, sehingga mempengaruhi angka harapan hidup bagi si pasien tersebut.

Data penderita kanker serviks di RS Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010 sampai dengan 2014 dari 105 pasien, hanya 14% pasien yang mampu bertahan hidup sampai 1 tahun. Dan bahkan dalam 5 tahun, angka harapan hidup adalah 0%.

Gimana setelah menyimak artikel Mencuci Tangan Cegah Kanker Serviks ini? Apakah kalian ingin hidup lebih lama atau sebaliknya? Jika anda tidak mau seperti itu, maka rajin-rajinlah mencuci tangan supaya kanker serviks tidak muncul dan mennyerang kesehatan anda. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Cegah Kanker Serviks, Putri Indonesia 2017 Melakukan Vaksinasi HPV

Cegah Kanker Serviks, Putri Indonesia 2017 Lakukan Vaksinasi HPV, Cegah Kanker Serviks, Putri Indonesia 2017 Lakukan Vaksinasi HPV, Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV | Koran Jakarta

Mencegah Kanker Serviks - Kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian terbesar yang menyerang kaum wanita Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye 'cegah kanker serviks' Putri Indonesia 2017 melakukan vaksinasi HPV.

Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) dan bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta telah menyelenggarakan lokakarya dan juga sosialisasi vaksin HPV, tepatnya pada hari Kamis (07/09/2017) yang bertempat di Graha YKI Jakarta.

Mengusung tema 'Love Yourself, Love Your Family', YKI menjelaskan tentang betapa pentingnya melakukan vaksinasi HPV tersebut. Vaksin HPV ini berfungsi sebagai pencegahan primer yang sangat efektif terhadap penyakit kanker serviks dan pemeriksaan pap smear secara rutin bagi kaum wanita yang sekiranya sudah menikah.

Dalam kampanye tersebut, Bunga Jelita yang sebagai Duta Cegah Kanker Serviks tersebut turut menyuarakan betapa pentingnya kesadaran masyarakat mengenai bahaya kanker serviks pada kita atau anda. Tidak hanya itu saja, Bunga Jelita juga melakukan vaksinasi HPV.

"Saya ingin menyerukan kepada seluruh kaum wanita Indonesia akan pentingnya mendeteksi dini kanker serviks dan melakukan vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks", ucap Bunga setelah mendapatkan vaksinasi.

Bunga Jelita menyadari bahwa kaum wanita memiliki peran yang penting baik dalam keluarga maupun juga dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itulah, Bunga menghimbau supaya wanita yang berusia produktif untuk rajin melakukan vaksinasi HPV.

Nah, mungkin itu saja informasi tentang Mencegah Kanker Serviks agar tidak muncul dan menyerang tubuh kita. Jadi, sebaiknya rajin dan rutin menjalani vaksinasi HPV seperti yang sudah disarankan oleh Bunga Jelita selaku Duta Cegah Kanker Serviks. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Pacaran bisa Tingkatkan Risiko Kanker Serviks!!

Pacaran Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Serviks?, Pacaran Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Serviks?, Pacaran Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Serviks?

Resiko Kanker Serviks - Dahulu kala, orang-orang yang terkena penyakit kelamin dan reproduksi seperti penyakit kanker serviks ini sering diasumsikan, sebab hubungan seks bebas. Saat ini kasus penyakit kanker serviks semakin meningkat tajam. Lalu, apakah pacaran merupakan salah satu faktor penyebab kanker serviks menyerang?

Kasus penyakit kanker serviks di Indonesia sendiri sudah semakin meningkat. Menurut paparan dari Dr. Cindy Rani Wirasti, SpOG, sebanyak 58 kasus terbaru terkait kanker serviks ditemukan setiap harinya. Tidak hanya itu saja, 26 wanita meninggal dunia setiap hari akibat penyakit ini. Padahal, banyak sekali pasien yang menjalani hubungan resmi melalui pernikahan mereka dan tidak pernah melakukan hubungan seks bebas. Lalu, bagaimana ini bisa terjadi?

Dalam acara lokakarya dan juga kampanye bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia dan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks, Dr. Cindy menjelaskan bahwa kini penyebaran dari virus HPV semakin mudah dan bahkan siapa saja rentan untuk terkena virus HPV.

"Banyak sekali pasien yang merasa heran mengapa terkena penyakit kanker serviks, padahal mereka hanya melakukan hubungan seks dengan suaminya saja", ucap Dr. Cindy, pada hari Kamis (07/09/2017).

Mengenai hal itu, ia menjelaskan bahwa istri yang hanya melakukan hubungan seks dengan suaminya pun bisa terinfeksi virus HPV. Dan alasannya, wajib ditelusuri apakah sang suami dulunya pernah berpacaran dengan banyak wanita yang terinfeksi virus HPV. Tidak hanya itu saja, jika mantan pacar suami anda pernah berpacaran dengan seseorang yang terinfeksi HPV sebelum berpacaran dengan suami anda, maka resiko terkena virus HPV semakin tinggi. Nah, inilah salah satu bahaya dari yang namanya pacaran yang tidak sehat.

Untuk itu, Dr. Cindy menekankan bahwa pentingnya melakukan deteksi dini kanker serviks dan pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV serta pap smear.

Terima kasih sudah menyimak artikel kilas info tentang Resiko Kanker Serviks tersebut, apabila anda merasa kurang puas dengan apa yang dibahas dalam artikel di atas tersebut, maka silahkan anda baca artikel lainnya yang masih terkait dengan artikel diatas...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Minggu, 15 April 2018

Wanita Usia Produktif Rentan terkena Kanker Serviks

Wanita Usia Produktif Rentan Kena Kanker Serviks, Wanita Usia Muda pun Rentan Terkena Kanker Serviks, Wanita Usia Produktif yang Rentan Terserang Kanker Serviks

Bahaya Kanker Serviks - Kanker serviks paling banyak menyerang kaum wanita yang usia produktif dengan rentang usia 36 - 55 tahun. Untuk mencegah kanker serviks, tindakan promotif dan preventif merupakan salah satu solusi yang terbaik.

Virus Human Papillomavirus (HPV) adalah penyebab penyakit kanker serviks. Mudahnya penyebaran virus, dan kurangnya pemahaman untuk melakukan pendeteksian dini serta minimnya pencegahan membuat penyakit yang satu ini semakin mudah menyerang. Selain itu juga, kanker serviks cenderung tidak menunjukkan tanda atau gejala apapun, sehingga seringkali terdeteksi ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut.

Untuk itulah, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan bersama Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) telah menggalakkan kampanye promotif dan preventif untuk mencegah penyakit kanker serviks secara efektif.

"Tindakan promotif, seperti pemberian edukasi dan tindakan preventif dengan melakukan vaksinasi HPV serta pemeriksaan pap smear merupakan cara efektif mencegah kanker serviks", ucap oleh Dr. Cindy Rani Wirasti, SpOG dalam acara kampanye kanker serviks di Graha YKI, tepatnya pada hari Kamis (07/09/2017).

Dr. Cindy menjelaskan bahwa mendeteksi secara dini kanker serviks sangat penting sekali karena biasanya kanker serviks tidak menunjukkan gejala, sehingga pasien baru menyadari setelah memasuki stadium lanjut.

"Kanker serviks sendiri umumnya tidak menunjukkan gejala apapun. Ketika seseorang didiagnosa terkena penyakit kanker serviks, itu berarti dia sudah terkena virus human papillomavirus atau HPV sejak beberapa tahun sebelumnya", lanjut Dr. Cindy.

Deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan IVA. Jika terdeteksi gejala kanker serviks, maka pasien masih bisa untuk diobati. Tetapi jika pasien menyadari setelah memasuki stadium llB, pasien hanya bisa menjalani kemoterapi dan juga radiasi.

Mungkin cukup disini saja tentang sekilas info mengenai Bahaya Kanker Serviks ini, mudah-mudahan bermanfaat dan apabila anda masih kurang paham, sebaiknya baca artikel terkait diatas. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

18 Cara Mencegah Kanker Serviks

Cara Mencegah Kanker Serviks - Cara mencegah penyakit kanker serviks yang paling ampuh ialah dengan melakukan test dan screening serviks untuk mengetahui kondisi dari virus HPV. Virus HPV yang menjadi faktor penyebab kanker serviks ini menyebar akibat infeksi pada kelamin yang menular melalui cara hubungan seksual.  Saat ini penyakit kanker serviks menjadi penyakit kanker yang menduduki urutan pertama dan berbahaya serta banyak di derita oleh kaum wanita didunia. Hal ini dikarenakan penyakit kanker serviks ini sangat sulit dideteksi sejak awal, dan kebanyakan kanker serviks ini diketahui setelah tumor tumbuh dalam stadium lanjutan. Tapi terjadinya kanker serviks sebenarnya bisa dicegah, berikut beberapa langkah-langkah pencegahan kanker serviks yang bisa anda lakukan:

1. Melakukan Pap Smear
Cara mencegah penyakit kanker serviks yang paling umum ialah dengan melakukan tes pap smear. Papsmear adalah sebuah alat skrining untuk mendeteksi adanya penyakit kanker serviks. Wanita seharusnya mulai melakukan tes pencegahan kanker serviks sejak usia 21 tahun. Wanita yang berusia 21-29 tahun setidaknya menerima tes pap smear setiap 3 tahun sekali.

18 Cara Mencegah Kanker Serviks (1-5 Wajib dilakukan, Lakukan Ini untuk Mencegah Kanker Serviks seperti Diderita Julia perez, Cara Mencegah Kanker Serviks dan Tanda-Tanda Terkena Kanker

Pengujian untuk virus HPV tidak boleh digunakan untuk skrining apabila masih dalam usia 21-29 tahun, kecuali untuk digunakan ke tahap selanjutnya yakni tes pap smear yang abnormal. Namun untuk kaum wanita yang berusia 30-65 tahun diharuskan untuk melakukan tes pap smear dan tes HPV setiap 5 tahun sekali. Wanita berisiko tinggi untuk terkena penyakit kanker serviks.

Tes pap smear adalah tindakan medis untuk memeriksa leher rahim sampai panggul rahim. Ini dilakukan supaya kanker serviks tidak menyebar luas dan mencegah sebelum kanker menjalar kebagian tubuh lainnya. Kanker serviks ini bisa ditularkan melalui hubungan intim, namun tidak berarti untuk orang-orang yang belum pernah melakukan hubungan intim (seksual) tidak terkena kanker serviks, sebab penyebabnya bukan hanya hubungan intim saja, dan wanita berpotensi untuk terkena kanker ini.

Melakukan dan memperhatikan waktu untuk melakukan pap smear yang benar:

  • Menjadwalkan waktu pap smear dengan periode menstruasi. Dianjurkan minimal 5 hari setelah siklus menstruasi berhenti.
  • Jangan menggunakan jeli atau krim lainnya pada miss V (vagina) sebelum melakukan tes.
  • Jangan melakukan hubungan intim (seks) sebelum melakukan tes.


2. Melakukan Suntik Vaksin HPV
Vaksinasi untuk penyakit kanker serviks, sebaiknya dilakukan pencegahan sejak awal sebab 70-80% kanker serviks ini disebabkan adanya infeksi virus HPV tipe 16 dan 18. Vaksin HPV ini yaitu vaksin yang tidak hidup tetapi tetap melindungi. Perlindungan dari vaksin HPV bisa sangat di harapkan bertahan lama, namun tahap vaksinasi masih membutuhkan skrining dikarenakan vaksin tidak bisa melindungi semua jenis HPV yang menyebabkan kanker serviks.

18 Cara Mencegah Kanker Serviks (1-5 Wajib dilakukan, Lakukan Ini untuk Mencegah Kanker Serviks seperti Diderita Julia perez, Cara Mencegah Kanker Serviks dan Tanda-Tanda Terkena Kanker

HPV dibagi menjadi dua macam bagian yakni:

  • HPV yang berisiko tinggi yang menyebabkan kanker
  • HPV yang berisiko rendah yang tidak menyebabkan kanker


Memberikan vaksinasi secara rutin sangat dianjurkan sekali bagi anak perempuan yang usianya 11-12 tahun. Jenis yang direkomendasikan untuk pencegahan kutil pada kelamin bagi anak perempuan yaitu vaksin HPV4, yang juga bisa diberikan pada anak laki-laki yang usianya 9-26 tahun. Vaksin diberikan sejak usia dini karena anak perempuan mendapatkan vaksin sebelum hubungan intim (seks) pertama dan juga mereka belum mengetahui HPV. Untuk anak perempuan vaksin bisa mencegah hampir 100%.

Resiko dari vaksin HPV
Sama halnya dengan obat-obatan lainnya, vaksin HPV ini mempunyai efek samping tapi tidak menimbulkan efek samping yang cukup serius, diantaranya:

  • Demam ringan
  • Nyeri dibagian yang di suntikkan
  • Terdapat kemerahan atau bengkak pada bagian yang disuntik
  • Sedikit gatal-gatal


3. Berhenti Merokok
Merokok salah satu faktor penyebab dari kanker serviks muncul, berhenti merokok atau menghindari asap rokok merupakan salah satu cara sederhana untuk mencegah kanker serviks. Bahaya rokok yang bisa menyebabkan kanker dan termasuk kanker serviks yaitu karena adanya sebuah zat yang terkandung didalam rokok terdapat ribuan zat-zat kimia yang bisa membahayakan kesehatan.

18 Cara Mencegah Kanker Serviks (1-5 Wajib dilakukan, Lakukan Ini untuk Mencegah Kanker Serviks seperti Diderita Julia perez, Cara Mencegah Kanker Serviks dan Tanda-Tanda Terkena Kanker

Salah satu zat tersebut yaitu nikotin, tar dan juga karbon monoksida. Karbon monoksida yang ada pada rokok jika terus-menerus dihirup, maka akan mengikat hemoglobin darah pada tubuh, jika hal ini terus-terusan berlanjut maka darah pun akan kehabisan oksigen dan hal ini dapat memicu pertumbuhan sel kanker yang akan menyebar pada jenis penyakit lainnya.

Faktor utama penyebab penyakit kanker serviks ialah virus HPV dan virus  ini akan memberikan pengaruh yang besar atas risiko terkena kanker serviks melalui kombinasi dengan rokok. Hal-hal yang bisa memicu kanker akibat rokok ialah:

  • Asap rokok mencegah sistem imun bagi kekebalan tubuh untuk melawan virus HPV.
  • Aktivitas virus HPV akan meningkat dengan rokok yang mempunyai sifat karsinogen.
  • Zat karsinogen yang ada pada rokok akan memicu kinerja virus HPV menjadi sel kanker.


4. Tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan intim
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa kaum wanita yang mempunyai banyak pasangan dalam berhubungan intim berisiko besar terkena kanker serviks. Dengan berganti-ganti pasangan hubungan intim bisa berisiko besar atas penularan terhadap virus HPV. Penularan virus HPV sendiri bisa terjadi jika organ intim bertransmisi satu dengan yang lainnya jika salah satu diantaranya terinfeksi virus tersebut. Meski memakai kondol dalam berhubungan intim, hal itu tidak banyak membantu karena dengan sentuhan kulit dan bakteri yang terkandung seseorang juga bisa terjangkit virus HPV.

18 Cara Mencegah Kanker Serviks (1-5 Wajib dilakukan, Lakukan Ini untuk Mencegah Kanker Serviks seperti Diderita Julia perez, Cara Mencegah Kanker Serviks dan Tanda-Tanda Terkena Kanker

Beberapa ilmuan telah mempelajari efek dari virus HPV yang menular melalui hubungan seks yang menyebabkan kutil kelamin. Selain itu juga, beberapa dari virus ini bisa menyebabkan pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim dan kemungkinan besarnya akan berkembang menjadi serviks. Dengan penelitian yang dilakukan, ilmuan telah menyimpulkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi kanker serviks. Pasalnya wanita yang terinfeksi oleh virus HPV tidak selalu menderita kanker serviks, begitu juga dengan kaum wanita yang menderita kanker serviks tidak selalu ditemukan virus HPV.

Dari penelitian tersebut terdapat 13 risiko tinggi virus HPV yang terkait dengan kanker serviks, yakni dengan melakukan tes pada DNA virus mengakuratkan dengan hasil analisis laboratorium dari pengumpulan sel-sel dari leher rahim.

5. Hidup Sehat
Gaya hidup sehat jauh lebih baik ketimbang hidup yang tidak teratur. Selain menjaga kesehatan, memiliki gaya hidup sehat akan terhindar dari beberapa jenis penyakit yang akan menyerang tubuh, baik itu jenis penyakit ringan maupun terberat sekalipun. Melakukan gaya hidup yang sehat sehari-hari dengan mengkonsumsi makanan yang sehat kaya akan serat dan vitamin serta melakukan olahraga secara teratur akan bisa meningkatkan kekebalan tubuh dengan memenuhi nutrisi untuk tubuh dengan baik yang mana bisa mengurangi risiko terserang dari segala jenis penyakit. Tidak bisa di pungkiri lagi bahwa cara mencegah kanker serviks yang terpenting adalah menjaga kesehatan supaya kondisi fisik tidak lemah.

18 Cara Mencegah Kanker Serviks (1-5 Wajib dilakukan, Lakukan Ini untuk Mencegah Kanker Serviks seperti Diderita Julia perez, Cara Mencegah Kanker Serviks dan Tanda-Tanda Terkena Kanker

6. Menggunakan Alat Kontrasepsi
Nah, ini wajib dilakukan supaya memberikan efek pencegahan yang efektif karena bisa menghindari dari infeksi virus HPV. Kontak secara langsung ketika berhubungan akan menambah resiko terkena infeksi virus HPV yang merupakan penyebab utama dari kanker serviks yang harus diwaspadai.

7. Cara Mencegah Kanker Serviks dengan Pendekatan Agama
Cara mencegah penyakit kanker serviks lainnya dengan pendekatan agama sangat penting untuk dilakukan, mengapa? Kita sama-sama mengetahui bahwa berganti-ganti pasangan merupakan salah satu faktor penyebab yang mematikan kanker serviks. Nah, dengan kesetiaan pada pasangan serta taat beragama tidak pindah-pindah pasangan sangat penting untuk menghindari kanker serviks.

Agama harus dijadikan tameng untuk memberantas penularan virus HPV tersebut, karena serviks adalah jenis kanker yang paling banyak membunuh diseluruh dunia, termasuk di negara Indonesia. Siapa saja bisa terkena jenis kanker ini.

Cara Mencegah Kanker Serviks yang Beredar di Masyarakat


  1. Hindari membersihkan alat vital dengan toilet umum, kebersihan air sangat tidak terjamin.
  2. Hindari pemakaian sabun selesai membuang air kecil atau buang air besar di area tersebut, sebab kemungkinan PH kulit dan sabun tentu berbeda.
  3. Hindari pemakaian tisu di toilet umum, sebab kemunkinan sudah tercemar berbagai virus.
  4. Ganti celana dalam secara rutin, minimal 2x sehari.
  5. Ketika haid, ganti pembalut sesering mungkin, dan usahakan maksimal 3 jam sekali, jika lagi deras bisa 2 jam sekali.
  6. Gunakan pembalut yang memakai bahan baik, berkualitas dan tidak berbau.
  7. Hindari pemakaian minum-minuman es ketika masa menstruasi.
  8. Hindari menstruasi ketika haid belum bersih.
  9. Screening rutin (tes urin).
  10. Jangan pegang area intim jika dalam kondisi tangan yang kotor.
  11. Hindari makanan-makanan yang menyebabkan lendir keputihan berlebihan seperti imun.


Demikian pembahasan tentang Cara Mencegah Kanker Serviks ini, semoga pengunjung bisa mendapatkan manfaat positif dari informasi pembahasan kesehatan terkait kanker serviks ini. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Komplikasi Kanker Serviks, Wajib Ketahui

Ketahui Komplikasi Kanker Serviks, Komplikasi Kanker Serviks - Alodokter, Komplikasi Kanker Serviks - Kesehatan Holistik

Komplikasi Kanker Serviks - Komplikasi bisa muncul akibat dari pengobatan atau juga karena stadium kanker serviks yang sudah memasuki tahap akhir.

Efek Samping Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks beresiko menyebabkan beberapa efek samping yang akan dihadapi oleh penderita.

Mengalami menopause dini
Menopause adalah suatu kondisi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan juga hormon progesteron. Kondisi seperti ini biasanya terjadi kepada wanita yang usianya 50 tahun. Menopause dini bisa terjadi apabila ovarium diangkat melalui operasi atau juga bisa karena ovarium rusak akibat efek samping dari radioterapi. Beberapa gejala-gejala yang bisa muncul akibat kondisi ini ialah:

  • Vagina kering
  • Kehilangan selera seksual
  • Menstruasi berhenti atau tidak teratur
  • Sensasi rasa panas serta berkeringat (hot flushes)
  • Berkeringat berlebihan, meskipun dimalam hari
  • Kehilangan kemampuan untuk menahan urin, sehingga bisa menyebabkan buang air kecil tanpa di sengaja ketika batuk ataupun bersin, kondisi seperti ini dikenal dengan inkontinensia urine
  • Penipisan tulang yang bisa menyebabkan osteoporosis atau tulang rapuh


Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa mengatasi gejala seperti ini dengan efek merangsang produksi hormon estrogen dan hormon progesteron. Pengobatan seperti ini disebut dengan terapi penggantian hormon.

Terjadinya penyempitan vagina

Pengobatan menggunakan radioterapi pada kanker serviks seringkali menyebabkan penyempitan pada vagina. Hubungan intim (seks) bisa terasa sangat begitu menyakitkan dan sulit. Terdapat dua pilihan jenis pengobatan untuk hal ini. Yang pertama, mengoleskan krim hormon di vagina untuk meningkatkan kelembapan pada vagina. Dan pada akhirnya, hubungan intim bisa menjadi lebih mudah.

Yang kedua yaitu dengan menggunakan vaginal dilator. Vaginal dilator ini bisa terbuat dari plastik, karet maupun kaca yang halus. Bentuknya seperti tabung dengan ukuran serta berat yang berbeda-beda. Alat ini fungsinya untuk mengembalikan fleksibilitas vagina. Alat ini akan membuat jaringan vagina jadi elastis dan hubungan intim akan terasa lebih nyaman. Disarankan menggunakan vaginal dilator selama 5-10 menit secara teratur selama enam bulan hingga satu tahun.

Banyak kaum wanita yang merasa malu saat membicarakan tentang alat ini. Tetapi metode penanganan semacam ini cukup dikenal untuk masalah penyempitan vagina. Anda bisa menanyakan kepada sang dokter mengenai kelebihan dan kekurangan alat yang satu ini.

Munculnya limfedema atau penumpukan cairan tubuh

Limfedema ini adalah pembengkakan yang umumnya muncul dibagian tangan dan kaki, karena sistem limfatik yang terhalang. Sistem limfatik ini adalah bagian yang sangat penting dari sistem kekebalan dan juga sistem sirkulasi tubuh.

Sisyem limfatik sendiri mungkin tidak berfungsi dengan normal apabila nodus limfa diangkat dari panggul. Salah satu fungsi dari sistem limfatik sendiri ialah membuang cairan berlebih dari dalam jaringan tubuh. Gangguan pada sistem limfatik bisa menyebabkan penimbunan cairan pada organ tubuh. Penumbunan inilah yang akan menyebabkan pembengkakan.

Pada penderita kanker serviks, limfedema ini biasanya terjadi pada bagian kaki saja. Untuk mengurangi pembbengkakan yang terjadi, maka anda bisa melakukan latihan dan juga teknik pemijatan khusus. Perban atau kain pembalut khusus yang juga bisa membantu untuk mengatasinya.

Secara emosional, didiagnosis mengidap penyakit kanker serviks atau merasakan efek samping pengobatannya bisa sangat melelahkan sekali. Dan bahkan, pengidapnya bisa mengalami masalah depresi. Konsultasikan dengan dokter mengenai cara menangani dampak emosional tersebut.  Anda bisa juga mencari informasi tentang kelompok dukungan kanker serviks baik itu dirumah sakit maupun juga di Yayasan Kanker Indonesia.

Dampak Kanker Serviks Stadium Lanjut


Rasa sakit akibat penyebaran kanker
Rasa sakit yang cukup parah akan muncul ketika kanker sudah menyebar luas ke saraf, tulang dan otot tubuh. Tetapi beberapa obat pereda rasa sakit biasanya bisa digunakan untuk mengendalikan rasa sakit itu. Obat-obatan yang digunakan mulai dari paracetamol, obat anti-inflamasi non-steroid atau OAINS, sampai morfin. Semua itu tergantung pada tingkatan rasa sakit yang dirasakan penderitanya.

Jika pereda rasa sakit itu tidak banyak membantu, maka tanyakan langsung pada dokter tentang obat yang mungkin mempunyai efek lebih kuat. Radioterapi jangka pendek sangat efektif juga untuk mengendalikan rasa sakit.

Pendarahan berlebih
Pendarahan yang berlebih bisa terjadi jika kanker telah menyebar luas sampai ke vagina, usus dan kandung kemih. Pendarahan bisa muncul di vagina atau di rektum. Bisa juga terjadi pendarahan ketika buang air kecil. Pendarahan berlebihan bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan yang fungsinya untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bisa menghambat aliran darah.

Pendarahan kecil bisa ditangani dengan obat-obatan yang bernama asam traneksamat. Obat jenis ini akan membuat darah menggumpal, sehingga bisa menhentikan pendarahan yang terjadi. Radioterapi sendiri juga sangat efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.

Penggumpalan darah setelah pengobatan

Seperti kanker-kanker lainnya, kanker serviks bisa membuat darah menjadi lebih lengket atau kental dan bahkan cenderung membentuk gumpalan. Resiko penggumpalan darah juga meningkat setelah penderita kanker menjalani kemoterapi dan istirahat pascaoperasi. Munculnya tumor yang berukuran besar bisa menekan pembuluh darah pada panggul. Hal seperti inilah yang memperlambat aliran darah dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan di kaki. Gejala terjadinya penggumpalan darah pada kaki, antara lain:

  • Sakit yang terasa sangat dalam di bagian kaki yang terkait.
  • Rasa sakit dan pembengkakan di salah satu bagian kaki, biasanya pada betis.
  • Kulit memerah, yang terutama pada bagian belakang kaki dibawah lutut.
  • Pada bagian yang terjadi penggumpalan, kulit akan terasa hangat.


Yang paling di khawatirkan adalah terjadinya 'pulmonary embolism atau emboli paru'. Dampak dari kondisi ini bisa sangat fatal sekali. Emboli paru sendiri adalah penggumpalan darah dari pembuluh darah di kaki bergerak ke paru-paru serta menghalangi pasokan darah ke paru-paru. Penggumpalan darah pada di bagian kaki ini bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan pengencer darah, misalnya saja obat-obatan jenis warfarin atau heparin. Semacam stocking juga akan dibalutkan ke kaki, sebab bisa membantu memperlancar peredaran darah keseluruh tubuh.

Gagal ginjal
Ginjal fungsinya membuang materi limbah dari dalam tubuh. Limbah ini di buang melalui urin melewati saluran yang disebut ureter. Tes darah sederhana bisa dilakukan untuk mengawasi kinerja dari ginjal. Tes darah ini biasanya disebut dengan tingkat serum kreatinin.

Pada beberapa kasus kanker serviks lanjutan, kanker itu bisa menekan ureter. Ini menyebabkan terhalangnya aliran urin untuk keluar dari ginjal. Terkumpulnya urin di ginjal lebih dikenal dengan istilah nama hidronefrosis. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan ginjal membengkak dan bahkan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak organ ginjal, sehingga kehilangan seluruh fungsinya. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan gagal ginjal.

Pengobatan untuk gagal ginjal ialah dengan mengeluarkan semua urin yang terkumpul di ginjal. Pipa akan dimasukkan kedalam melalui kulit dan kedalam tiap ginjal, yang dikenal dengan nefrostomi perkutan. Pilihan pengobatan lain ialah memperlabar kedua saluran ureter. Ini dilakukan dengan cara memasukkan pipa besi kecil atau stent ke dalam ureter.

Beberapa gejala-gejala yang muncul akibat gagal ginjal bisa sangat beragam, yakni:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Mual
  • Pembengkakan pada pergelangan tangan dan kaki karena penimbunan cairan
  • Darah dalam urin


Produksi cairan vagina yang tidak normal
Cairan vagina bisa berbau aneh dan bahkan tidak sedap akibat dari kanker serviks stadium lanjutan. Cairan yang keluar bisa muncul karena beberapa alasan, yakni:

  • Kerusakan pada jaringan sel-sel.
  • Kerusakan pada kandung kemih atau usus, sehingga terjadi kebocoran isi organ-organ tersebut yang keluar melalui vagina.
  • Karena infeksi bakteri pada organ vagina.


Pengobatan untuk kelainan cairan vagina ini memakai gel antibakteri yang mengandung metronidazole. Bisa juga dengan cara memakai baju yang mengandung zat arang (karbon). Karbon ini adalah senyawa kimia yang sangat efektif untuk menyerupa bau yang tak sedap.

Fistula
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau juga saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula ini bisa terbentuk antara kandung kemih dengan vagina. Ini bisa mengakibatkan pengeluaran cairan tanpa henti dari vagina. Terkadang, fistula sendiri bisa terjadi antara vagina dan rektum. Fistula ini termasuk komplikasi yang tidak umum. Kondisi ini hanya terjadi pada 2% kasus kanker serviks lanjutan.

Untuk memperbaiki fistula, biasanya perlu dilakukan sebuah prosedur operasi. Tetapi ini seringkali tidak mungkin dilakukan pada seorang wanita dengan kanker serviks lanjutan, sebab kondisi mereka yang sudah sangat lemah. Jika operasi tidak memungkinkan, maka krim dan pelembab bisa digunakan untuk mengurangi pengeluaran cairan. Ini juga bertujuan untuk melindungi miss V (vagina) dan jaringan disekitarnya supaya tidak rusak dan terjadi radiasi.

Itu saja ulasan tentang Komplikasi Kanker Serviks yang super lengkap khusus untuk pengunjung setia kami di website ini. Semoga pembahasan yang kami berikan bisa memberikan manfaat positif bagi penyimaknya. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Inilah Pengobatan Kanker Serviks

11 Pengobatan Kanker Serviks Secara Medis dan Tradisional, Pengobatan Kanker Serviks - Deherba.com, Obat Kanker Serviks Dan Kanker Rahim Ampuh

Pengobatan Kanker Serviks - Pengobatan terhadap penyakit kanker serviks itu tergantung pada beberapa faktor. Misalnya saja stadium kanker, jenis kanker, usia si pasien, keinginan untuk mempunyai anak, kondisi medis lain yang sedang dihadapi dan pilihan pengobatan yang diinginkan. Memutuskan cara pengobatan kanker serviks yang terbaik bisa sangat membingungkan. Kanker serviks sendiri biasanya akan ditangani oleh tim yang terdiri dari dokter dari berbagai spesialisasi. Tim ini akan membantu dalam memilih cara yang terbaik melanjutkan pengobatan, tetapi keputusan akhir tetap ada ditangan anda.

Jenis penanganan menurut stadium kanker itu terbagi menjadi dua. Yang pertama ialah penanganan kanker serviks pada tahap awal, yakni operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi atau kombinasi keduanya. Dan yang kedua ialah penanganan kanker serviks dengan stadium akhir, yakni radioterapi atau kemoterapi, dan terkadang operasi pun juga perlu dilakukan.

Jika diagnosis penyakit kanker serviks sudah diketahui sejak awal, maka kemungkinan untuk pulih sepenuhnya cukup baik. Tetapi jika kanker tersebut sudah menyebar luas, maka peluang untuk pulih total akan berkurang. Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, kemungkinan akan disarankan untuk dilakukan perawatan paliatif. Perawatan jenis ini fungsinya untuk memperlambat penyebaran kanker, memperpanjang usia si pasien dan mengurangi gejala-gejala yang muncul, misalnya saja rasa sakit dan pendarahan pada vagina.

Prosedur Pengangkatan Sel-sel Prakanker

Hasil dari pap smear mungkin tidak menunjukkan adanya penyakit kanker serviks, tetapi bisa dilihat jika terjadi perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker di masa mendatang. Berikut adalah beberapa penanganan-penanganan yang tersedia:

  • Biopsi kerucut : yaitu pengangkatan wilayah tempat jaringan yang abnormal dengan melalui prosedur operasi.
  • Terapi laser : pemakaian laser untuk membakar sel abnormal.
  • LLETZ atau large loop excision of transformation zone : sel abnormal dipotong menggunakan kawat tipis dan arus listrik.


Operasi Pengangkatan Kanker Serviks
Ada tiga jenis operasi utama untuk penyakit kanker serviks.

Operasi radical trachelectomy
Prosedur ini lebih cocok untuk penyakit kanker serviks yang terdeteksi pada stadium awal dan akan ditawarkan kepada wanita yang masih ingin mempunyai seorang anak. Operasi ini bertujuan untuk mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya dan bagian atas dari vagina tanpa mengangkat rahim.

Anda masih berpeluang untuk mempunyai anak karena rahim tidak diangkat. Pasca operasi, rahim dan vagina membutuhkan waktu untuk pulih kembali. Akan disarankan menunggu selama enam bulan bahkan sampai setahun setelah operasi sebelum memutuskan untuk hamil.

Operasi yang melibatkan pengangkatan rahim
Histerektomi ini adalah operasi pengangkatan rahim wanita. Histerektomi sendiri dilakukan untuk berbagai macam alasan, dan salah satunya yaitu untuk operasi kanker serviks dengan stadium awal. Supaya kanker tidak kembali muncul lagi, radioterapi juga mungkin perlu untuk dilakukan.

Ada dua jenis operasi histerektomi. Yang pertama ialah histerektomi sederhana. Ini adalah prosedur dimana leher rahim dan juga rahim akan diangkat. Pada beberapa kasus, ovarium dan tuba falopi itu bisa juga turut diangkat. Prosedur ini bisa dilakukan untuk penyakit kanker serviks dengan stadium awal.

Yang kedua ialah histerektomi radikal. Rahim, leher rahim, jaringan disekitarnya, ovarium, nodus limfa dan tuba falopi, semuanya akan diangkat. Ini operasi yang cenderung dilakukan pada kanker serviks dengan stadium satu lanjutan dan juga stadium dua pada tahap awal.

Efek samping atau komplikasi jangka pendek dari operasi histerektomu ini, adalah:

  • Pendarahan
  • Infeksi
  • Resiko cedera pada ureter, rektum dan kandung kemih
  • Penggumpalan darah


Kemungkinan komplikasi jangka panjang dari operasi histerektomi ini adalah:

  • Ketidakmampuan seseorang menahan kencing.
  • Vagina jadi pendek dan lebih kering, hubungan intim bisa terasa menyakitkan.
  • Pencernaan dalam usus terhalang karena adanya penumpukan bekas luka. Mungkin diperlukan sebuah operasi lagi untuk membukanya.
  • Pembengkakan pada lengan dan kaki karena adanya penumpukan cairan atau limfedema.


Meski resiko komplikasi ini sangat kecil, tetapi akan sangat menyulitkan jika terjadi. Dengan histerektomi, kehamilan tidak mungkin terjadi dan apabila ovarium diangkat, ini juga akan bisa memicu terjadinya menopause pada si pasien yang belum mengalaminya.

Pelvic exenteration
Pelvic exenteration adalah sebuah operasi besar yang hanya disarankan apabila penyakit kanker serviks kembali muncul lagi setelah pernah diobati dan sempat sembuh. Operasi ini dilakukan apabila kanker kembali ke area panggul, tetapi belum menyebar luas ke wilayah lain.

Setelah operasi, miss V (vagina) bisa direkonstruksi ulang menggunakan kulit dan jaringan yang diambil dari bagian tubuh yang lainnya. Anda tetap bisa melakukan hubungan intim (seks) beberapa bulan setelah operasi ini.

Terdapat dua tahapan 'pelvic exenteration' yang harus dilewati. Tahap yang pertama, kanker akan diangkat bersamaan dengan kandung kemih, vagina, rektum dan bagian bawah dari usus. Kemudian tahap yang kedua , dua lubang yang disebut dengan stoma ini akan dibuat diperut untuk mengeluarkan urin dan kotoran dari dalam tubuh. Kotoran yang dibuang dimasukkan kedalam kantung penyimpanan yang disebut dengan istilah nama kantung colostomy.

Penanganan Kanker Serviks dengan Radioterapi

Untuk penanganan penyakit kanker serviks stadium awal, radioterapi bisa dilakukan sendiri atau bahkan bisa dikombinasikan dengan operasi. Sedangkan pada kanker serviks dengan stadium akhir, radioterapi ini akan dikombinasikan dengan kemoterapi untuk mengendalikan pendarahan serta rasa nyeri.

Radioterapi ini bisa diberikan dengan dua cara, yaitu:

  • Eksternal. Mesin radioterapi akan menembakkan gelombang energi yang cukup tinggi ke bagian panggul si pasien untuk menghancurkan sel-sel kanker.
  • Internal. Implan radioaktif akan dimasukkan kedalam vagina dan leher rahim si pasien.


Proses radioterapi ini biasanya berjalan sekitar 1-2 bulan. Meskipun begitu, radioterapi ini tidak hanya menghancurkan jaringan-jaringan yang sehat. Efek samping bisa bertahan selama berbulan-bulan dan bahkan tahunan. Pada beberapa kasus, efek samping ini bisa bersifat permanen. Tetapi, kebanyakan efek samping itu akan hilang dalam dua bulan setelah menyelesaikan pengobatannya.

Keuntungan radioterapi seringkali lebih besar dari resiko dan efek sampingnya. Bagi beberapa orang, radioterapi ini menawarkan harapan satu-satunya untuk memusnahkan kanker. Efek samping dari radioterapi ini adalah:

  • Sakit ketika buang air kecil.
  • Pendarahan dari vagina dan rektum.
  • Diare.
  • Mual.
  • Kelelahan.
  • Merusak kandung kemih dan usus sehingga kehilangan kontrol dalam membuang air besar dan air kecil.
  • Rasa perih pada kulit di area panggul.
  • Mempersempit vagina sehingga seks menjadi terasa sakit.
  • Kemandulan.
  • Merusak ovarium, yang berakibat pada menopause dini.


Sel telur bisa diangkat dengan melalui operasi dari ovarium sebelum radioterapi, apabila anda mencemaskan soal kesuburan. Sel telur bisa ditanamkan kembali di rahim. Untuk mencegah menopause, ovarium ini bisa dipindahkan diluar daerah panggul yang tidak terpengaruh oleh radiasi. Proses ini lebih dikenal dengan istilah nama 'ovarian transposition'.

Mengobati Kanker Serviks dengan Kemoterapi

Untuk mengobati penyakit kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan radioterapi. Untuk kanker stadium akhir. Kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran serta mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini sering disebut-sebut sebagai kemoterapi paliatif.

Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel-sel kanker. Berbeda dengan radioterapi atau operasi yang akan berdampak pada bagian-bagian tertentu saja, kemoterapi sendiri akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat ini mengincar sel-sel yang tumbuh dan berkembangbiak dengan cepat, yang terutama sel kanker. Tetapi sel sehat yang berkembangbiak dengan cepat juga masih bisa terpengaruh.

Kemoterapi bisa menggunakan satu obat khusus untuk membunuh sel-sel kanker. Satu jenis obat ini biasanya disebut dengan nama cisplatin. Tetapi kombinasi obat-obatan kemoterapi ini juga bisa diterapkan. Pengobatan kemoterapi diberikan melalui infus pada si pasien rawat jalan. Pasien diperbolehkan untuk pulang setelah mereka menerima pengobatan sesuai dosis.

Anda harus sering-sering melakukan tes darah saat menjalani pengobatan kemoterapi. Tes darah ini bertujuan untuk memeriksakan kesehatan organ ginjal anda, sebab beberapa obat-obatan kemoterapi itu bisa merusak fungsi ginjal.

Pengobatan ini juga bisa merusak jaringan-jaringan yang sehat. Efek samping yang paling seringkali terjadi adalah:

  • Mengalami sariawan
  • Kehilangan selera nafsu makan
  • Merasakan kelelahan
  • Mual-mual dan muntah
  • Rambut rontok; rambut bisa tumbuh kembali dalam waktu 3-6 bulan setelah kemoterapi selesai. Tetapi tidak semuanya kemoterapi menyebabkan rambut rontok.
  • Jumlah sel darah merah makin berkurang; ini bisa mengakibatkan kelelahan serta sesak napas. Anda akan rentan terhadap infeksi dikarenakan kekurangan sel darah putih.


Pengobatan Pada Masa Kehamilan

Pengobatan penyakit kanker serviks pada masa kehamilan tergantung pada stadium kanker itu sendiri dan juga usia kehamilan seseorang. Misalnya saja anda menderita penyakit kanker serviks stadium awal dan berada di usia kehamilan sembilan bulan. Pengobatan yang dilakukan pun akan ditunda sampai anda melahirkan bayi. Pengobatan kanker tersebut bisa menyebabkan kelahiran prematur atau bahkan keguguran.

Tindakan Lanjutan Pasca Pengobatan
Setelah pengobatan kanker serviks dilakukan, sangat penting sekali untuk menerima pemeriksaan lanjutan. Yang terutama diperlukan pada vagina dan juga leher rahim jika kanker belum diangkat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari pertanda karena adanya resiko kanker yang bisa muncul kembali. Biopsi akan dilakukan kembali apabila ada hal-hal yang mencurigakan. Kemunculan kembali kanker ini biasanya terjadi sekitar satu setengah tahun setelah selesai pengobatan.

Perawatan lanjutan dilakukan setiap empat bulan sekali saja, hal ini untuk dua tahun pertama setelah pengobatan kanker serviks selesai. Kemudian, setiap enam bulan hingga satu tahun sekali selama tiga tahun berikutnya.

Seperti itulah Pengobatan Kanker Serviks yang dibahas khusus hari ini untuk para penderita kanker serviks atau orang-orang yang menemukan tanda atau gejala-gejala aneh pada rahim mereka. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Jumat, 13 April 2018

Diagnosis Penyakit Kanker Serviks

Diagnosis Kanker Serviks - Alodokter, Diagnosis Kanker Rahim - Alodokter, Gejala dan Diagnosa Kanker Servik

Diagnosis Kanker Serviks - Jika kanker serviks sendiri terdeteksi sejak dini, maka tingkat keberhasilan pengobatan pun menjadi lebih tinggi. Rujukan pada seorang ginekolog atau dokter spesialis sistem reproduksi kewanitaan akan diberikan jika hasil dari pap smear menunjukkan adanya sel yang abnormal di leher rahim. Pada kebanyakan kasus, keberadaan sel abnormal ini tidak berarti kanker rahim. Rujukan pada ginekolog pun juga diberikan jika terjadi pendarahan abnormal pada vagina untuk melihat apakah ada perubahan abnormal pada leher rahim.


  • Prosedur Kolposkopi. Kolposkopi adalah sebuah pemeriksaan leher rahim untuk mencari kelainan. Dokter akan memakai kaca pembesar yang khusus untuk melihat vulva, vagina dan juga leher rahim. Proses ini menggunakan mikroskop dan dengan lampu kecil diujungnya. Jika terlihat kelainan pada proses kolposkopi, sampel kecil jaringan akan diambil dari leher rahim dan diperiksa dibawah alat mikroskop, untuk melihat apakah ada sel kanker didalamnya. Seluruh proses ini akan dilakukan oleh dokter ginekolog.
  • Biopsi Kerucut (Cone Biopsy). Sebuah prosedur operasi kecil yang bernama biopsi kerucut atau cone biopsy yang mungkin perlu dilakukan. Istilah biopsi kerucut ini dipakai dari jaringan yang berbentuk kerucut yang diambil dari leher rahim. Sel-sel dari jaringan ini akan diperiksa dengan menggunakan mikroskop untuk memeriksa apakah ada sel kanker. Prosedur ini dilakukan dirumah sakit dengan sebuah pemakaian bius lokal. Efek sampingnya ialah pendarahan yang mungkin terjadi hingga satu bulan setelah operasi. Selain itu juga, menstruasi mungkin akan terasa nyeri. Jika leher rahim mengandung sel kanker yang berpotensi menjadi kanker, maka penanganan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan seluruh sel abnormal tersebut terangkat.
  • Kawat listrik melingkar. Prosedur ini akan memakai kawat tipis yang dialiri listrik bertegangan kecil untuk mengambil sampel jaringan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi.


Manfaat Pemeriksaan Lebih Lanjut

Dengan pemeriksaan biopsi, pasien bisa mengetahui apakah dia mengidap kanker serviks dan apakah penyakit tersebut sudah menyebar. Jika memang terdapat penyakit kanker serviks, maka pemeriksaan lanjutan pun diperlukan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran kankernya, antara lain:

  • Tes darah : Dilakukan untuk memeriksa suatu kondisi organ ginjal, hati dan sumsum tulang.
  • Pemeriksaan organ panggul : Rahim, rektum, vagina dan kandung kemih akan diperiksa apakah terdapat kanker.
  • CT scan : Pemindaian kondisi tubuh bagian dalam dengan perangkat komputer untuk mendapatkan gambar tiga dimensi. Berguna untuk melihat kanker yang tumbuh, dan apakah kanker sudah menyebar kebagian tubuh lainnya.
  • X-ray dada : Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar luas ke paru-paru.
  • MRI scan : Pemindaian menggunakan medan magnet yang kuat dan gelombang radio yang menghasilkan gambar dari dalam tubuh. Berguna untuk melihat apakah kanker sudah menyebar dan seberapa jauhkah penyebarannya.
  • PET scan : Jika digabungkan dengan CT scan, prosedur ini bisa melihat penyebaran kanker dan memeriksa respons seseorang terhadap pengobatan yang dilakukan.


Stadium Kanker Serviks

Stadium kanker yang diderita seseorang bisa ditentukan setelah semua tes selesai dilakukan. Stadium sendiri digunakan untuk menjelaskan seberapa jauh masalah kanker yang sudah menyebar. Jika stadium kanker semakin tinggi, maka penyebaran yang terjadi lebih luas. Berikut ini beberapa stadium kanker serviks berdasarkan penyebarannya:

  • Stadium 0 : Stadium prakanker, tidak ada sel kanker dileher rahim, tetapi ada perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut dengan cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau carcinoma in situ (CIS).
  • Stadium 1 : Kanker masih berada didalam leher rahim dan belum ada penyebarannya.
  • Stadium 2 : Kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan dijaringan sekitarnya. Tetapi belum mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
  • Stadium 3 : Kanker sudah menyebar ke dinding panggung atau ke bagian bawah dari vagina.
  • Stadium 4 : Kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih atau juga organ lain, seperti paru-paru.


Jenis Kanker Serviks

Dengan mendeteksi jenis penyakit kanker serviks yang di idap oleh pasien akan sangat membantu pengobatan serta penanganan yang tepat. Ada dua jenis kanker serviks yang harus diketahui, seperti:
Karsinoma sel skuamosa, adalah jenis penyakit kanker serviks yang bermula pada sel-sel lapisan dibagian luar leher rahim yang tipis dan datar (sel skuamosa) yang menonjol kedalam vagina. Mayoritas kasus penyakit kanker serviks yang muncul adalah jenis yang seperti ini.
Adenokarsinoma, adalah jenis penyakit kanker serviks yang bermula pada sel kelenjar yang berbentuk kolom pada saluran leher rahim.

Itu saja info tentang Diagnosis Kanker Serviks tersebut, semoga pengunjung yang menyimak ulasan dalam artikel ini mendapatkan manfaat yang positif khususnya terkait masalah dengan kesehatan tubuh. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Faktor Penyebab munculnya Kanker Serviks

Penyebab Kanker Serviks - Alodokter, Kanker Serviks - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter, Beberapa Penyebab Tumbuhnya Kanker Serviks - kumparan

Penyebab Kanker Serviks - Kanker serviks itu dimulai ketika sel-sel yang sehat mengalami mutasi genetik atau juga perubahan pada DNA. Mutasi genetik ini kemudian mengubah sel-sel normal menjadi sel abnormal. Sela yang sehat akan tumbuh dan berkembangbiak pada kecepatan tertentu, sedangkan untuk sel kanker tumbuh dan berkembangbiak tanpa terkendali.

Jumlah sel abnormal yang terus-menerus bertambah akan membentuk sebuah tumor. Sel kanker yang muncul kemudian akan menyerang jaringan-jaringan disekitarnya. Sel ini bisa melepaskan diri dari lokasi awal dan bahkan menyebar ke wilayah tubuh lainnya, proses ini disebut dengan metastasis.

Kanker Serviks Akibat HPV atau Human papillomavirus

Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan wanita terkena penyakit kanker serviks. Tetapi penelitian telah menemukan bahkan 99,7% kanker serviks disebabkan oleh HPV. HPV ini adalah satu golongan virus, dimana terdapat lebih dari 100 jenis HPV

Virus HPV pada umumnya tersebar melalui hubungan seks, dimana terjadi kontak secara langsung antara kulit kelamin, membran mukosa atau pertukaran cairan tubuh, dan melalui seks oral. Setelah memulai hubungan seks, diperkirakan terdapat 33% wanita akan terinfeksi HPV. Beberapa jenis HPV tidak menimbulkan tanda atau gejala yang jelas, dan infeksi bisa menghilang tanpa adanya sebuah penanganan medis.

Tapi terdapat jenis HPV lainnya yang juga bisa menyebabkan kutil pada alat kelamin. jenis HPV penyebab kutil pada alat kelamin ini tidak menyebabkan kanker serviks. Ada sekitar 15 jenis HPV yang benar-benar berpotensi menyebabkan terjadinya kanker serviks. Dua jenis yang paling umum ialah HPV 16 dan HPV 18. Jenis HPV ini menjadi faktor penyebab kanker serviks pada 70% wanita.

Jenis HPV yang beresiko tinggi dianggap mengandung materi genetik yang bisa dipindahkan dari sel virus kedalam sel leher rahim. Materi ini akan mulai mengganggu kinerja pada sel, sampai akhirnya sel-sel serviks itu berkembangbiak tanpa terkendali. Proses inilah yang menyebabkan munculnya tumor dan yang kemudian berubah menjadi kanker.

Belum ada jenis obat-obatan yang diketahui bisa menyembuhkan infeksi HPV. Virus ini sendiri bisa tetap berada didalam tubuh dengan atau tanpa penanganan. Tetapi, kebanyakan infeksi HPV ini menghilang tanpada penanganan yang khusus dalam jangka waktu sekitar dua tahun. Tapi, sebagai langkah untuk berjaga-jaga, setiap wanita disarankan untuk menerima vaksinasi HPV guna mencegah tertularnya jenis virus yang menyebabkan kanker.

Status Prakanker - Cervical Intraepithelial Neoplasia

Kanker serviks sendiri butuh bertahun-tahun untuk tumbuh dari sel yang sehat ke sel prakanker dan akhirnya sel kanker. Perubahan abnormal sel-sel sebelum kanker inilah yang dikenal dengan sebutan 'cervical intraepithelial neoplasia (CIN)' atau sel prakanker. Perubahan sel akibat infeksi HPV menjadi CIN, sampai akhirnya menjadi kanker sangat lambat. Proses ini bisa terjadi dalam kurun waktu selama 10-20 tahun.

CIN adalah suatu kondisi pertumbuhan sel abnormal sebelum kanker. Kondisi semacam ini umumnya tidak mengancam kesehatan pada seseorang secara langsung, tetapi berpotensi berubah menjadi kanker. Meski resiko sel-sel CIN ini berubah menjadi kanker yang tergolong kecil, namun dokter akan tetap memantau atau menanganinya sebagai langkah-langkah pencegahan kanker serviks. Tujuan pap smear sendiri adalah mengidentifikasikan tahap ini supaya CIN ditangani sebelum sepenuhnya berubah menjadi kanker.

Tingkat perubahan sel abnormal itu bisa dibagi menurut tingkat keparahannya, yakni:

  • CIN 1 - Kondisi seperti ini terjadi ketika perubahan pada sel-sel leher rahim masih sedikit atau tidak terlalu signifikan. Bisa ditangani atau dipantau secara berkala karena sel-sel pada tahap CIN 1 bisa berubah menjadi normal kembali tanpa adanya penanganan medis.
  • CIN 2 - Terjadi suatu perubahan yang lebih dari CIN 2, umumnya sel-sel abnormal diangkat oleh dokter.
  • CIN 3 - Pada tahap iini, perubahan sel sangat abnormal tetapi belum bersifat kanker. Sel-sel CIN 3 akan diangkat oleh dokter.


Faktor yang Bisa Meningkatkan Resiko Kanker Serviks

Ada beberapa faktor-faktor yang bisa meningkatkan resiko menderita penyakit kanker serviks antara lain:

  • Aktivitas seksual yang terlalu dini. Melakukan hubungan intim (seks) pada usia yang terlalu dini akan meningkatkan resiko terinfeksi HPV.
  • Berganti-ganti pasangan seks. Mempunyai banyak pasangan seksual bisa meningkatkan resiko terinfeksi HPV.
  • Merokok. Wanita yang hobi merokok sangat beresiko dua kali lipat. ini mungkin disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang berbahaya dari rokok (tembakau) tersebut yang muncul di leher rahim.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah. Kondisi seperti ini mungkin disebabkan mengkonsumsi obat-obatan yang tertentu seperti imunosupresan. Obat jenis ini digunakan supaya tubuh tidak menolak donor organ dari orang lain atau juga karena menderita HIV/AIDS.
  • Melahirkan anak. Semakin banyak anak yang dilahirkan khususnya wanita, maka resiko mengidap kanker serviks akan semakin tinggi pula. Wanita yang memiliki tiga anak, tiga kali lebih beresiko untuk terkena penyakit kanker serviks daripada wanita yang tidak memiliki anak sama sekali. Diperkirakan bahwa perubahan hormon ketika sedang hamil membuat leher rahim lebih rentan untuk terkena serangan HPV.


Cara Penyebaran Kanker Serviks

Jika penyakit kanker serviks tidak didiagnosis dan tidak segera ditangani atau tidak ditangani, maka perlahan-lahan sel-sel kanker akan keluar dari leher rahim dan bahkan bisa menyebar luas ke organ serta jaringan-jaringan di sekitarnya. Kanker sendiri bisa menyebar ke area vagina dan juga otot yang menopang tulang panggul. Sel kanker tersebut juga bisa menyebar luas ke bagian atas. Kondisi seperti ini akan menghalangi saluran yang mengalir dari organ ginjal ke kandung kemih atau yang sering disebut sebagai ureter.

Kanker sendiri bisa menyebar ke kandung kemih, rektum dan akhirnya sampai ke tulang, hati, dan juga paru-paru. Sel kanker ini bisa juga menyebar ke sistem limfatik. Sistem limfatik itu terdiri dari serangkaian modus dan juga saluran yang menjalar keseluruh tubuh dengan cara yang sama seperti sistem peredaran darah.

Nodus limfatik menghasilkan banyak sekali sel-sel khusus yang dibutuhkan oleh sistem kekebalan tubuh. Jika anda terinfeksi, maka nodus di leher atau dibawah ketiak akan jadi membengkak. Pada beberapa kanker serviks dengan stadium awal, nodus limfa yang dekat dengan leher rahim mengandung sel-sel kanker. Dan pada beberapa kanker serviks dengan stadium akhir, nodus limfa di dada dan perut juga bisa terinfeksi sel kanker.

Semoga dengan mengetahui pembahasan tentang Penyebab Kanker Serviks tersebut, bisa memberikan tambahan ilmu pengetahuan dunia kesehatan, dan mudah-mudahan anda bisa paham dan selalu menjaga kesehatan apabila da sesuatu yang aneh atau sebagainya. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Rabu, 11 April 2018

Pengertian tentang Kutil

Kutil - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter, Kutil - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Apa itu Kutil: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati, Penyakit Kutil

Penjelasan tentang Kutil - Kutil adalah salah satu masalah kesehatan kulit yang pada umumnya ditandai dengan adanya benjolan kecil bertekstur kasar yang muncul diatas permukaan kulit. Kutil sendiri disebabkan oleh 'human papilloma virus atau disingkat HPV'. Jenis virus yang menyerang lapisan kulit ini membuat produksi keratin atau juga protein keras menjadi meningkat pesat, sehingga melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh. Kelebihan keratin ini kemudian akan menumpuk dibagian atas kulit dan membentuk testur baru yang disebut dengan kutil.

Virus penyebab kutil bisa menular dengan sangat mudah. Penularan kondisi ini bisa terjadi jika seseorang bersentuhan secara langsung dengan kulit penderita atau juga benda yang terkontaminasi virus HPV. Meski demikian, tidak semuanya orang yang bersentuhan dengan virus HPV ini akan menyebabkan gejala kutil. Hal ini sangat dipengaruhi imunitas tubuh masing-masing. Oleh sebab itu, penderita yang imunitas tubuhnya bermasalah seperti HIH/AIDS atau yang baru saja melakukan transplantasi organ, akan rentan untuk terkena penyakit ini.

Selain orang-orang yang dengan sistem kekebalan tubuhnya rendah, anak-anak serta remaja pun juga lebih rantan untuk terkena kutil.

Gejala kutil

Pada umumnya, bentuk kutil itu menonjol ke atas seperti bulatan yang mempunyai permukaan kasar. Selain menyerupai bulatan yang kasar, ada juga yang bentuknya tampak memanjang dan tipis. Kutil juga bisa berkembang ditelapak kaki yang berlubang ditengah yang disekitarnya dikelilingi kulit yang mengeras.

Diameter kutil itu bisa berkisar antara 0,1 sampai 1 sentimeter. Kutil bisa muncul ditangan atau dibawah permukaan kaki. Meskipun demikian, kutil bisa muncul dipermukaan kulit mana saja.

Kutil merupakan suatu kondisi yang tidak bersifat kanker. Tampilannya mungkin akan lebih susah dibedakan dengan beberapa kondisi kulit lainnya. Oleh karena itulah, kunjungi dokter supaya bisa dilihat dan ditangani.

Pengobatan kutil

Meskipun sebagian besar kasus kutil itu bisa membaik dengan sendirinya, tetapi langkah-langkah pengobatan tetap perlu dilakukan, yang terutama jika kutil tersebut sudah menyebar ke bagian tubuh yang lainnya. mulai menimbulkan rasa sakit dan bahkan menyebabkan pendarahan.

Sebagian besar kutil bisa hilang dengan sendirinya tanpa harus adanya pengobatan (diobati), tetapi ini bisa memakan waktu sampai beberapa minggu atau bahkan juga beberapa bulan.

Ada baiknya kita mencoba menangani kutil dirumah dengan cara mengoleskan salep atau plester yang mengandung asam salisilat yang bisa dibeli tanpa memerlukan resep dokter untuk mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan metode penghilangan kutil dengan cara menempelkan pita perekat pada kutil sampai sekarang belum terbukti keberhasilannya.

Apabila kutil tidak kunjung sembuh setelah diobati, disarankan anda untuk menemui dokter segera guna mendapatkan pengobatan yang terbaik. Metode pengobatan kutil yang biasanya dilakukan oleh dokter itu bisa bermacam-macam, dimulai dari pemberian krim kulit dengan kandungan zat yang lebih kuat, cryotherapy atau pembekuan area kulit yang sakit dengan nitrogen, sampai menggunakan terapi laser.

Nah, mungkin itu saja informasi mengenai Penjelasan tentang Kutil tersebut. Mudah-mudahan pengunjung dan anda bisa mendapatkan manfaat dari menyimak artikel yang kami buatkan khusus anda disini. Terima kasih banyak kunjungannya...

Sumber : www.obatherballadyfem.com

Pengertian Tentang HPV

HPV - Gejala, penyebab dan mengobati, Apa Itu HPV dan Kenapa Kita Harus Waspada?, Penyakit Human Papillomavirus (HPV): Obat, Gejala, Human papillomavirus (HPV), Pengertian, Penyebab, Pencegahan

Penjelasan tentang HPV - Human papillomavirus atau HPV adalah jenis virus yang bisa menyebabkan tumbuhnya kutil diberbagai bagian tubuh. Virus ini hidup pada sel-sel kutil dan mempunyai lebih dari 100 jenis. Ada sekitar 60 jenis HPV penyebab kutil yang biasanya menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti tangan dan kaki, sementara 40 lainnya memicu munculnya kutil kelamin.

Tidak semuanya HPV bisa menyebabkan kanker. Tetapi ada beberapa jenis HPV yang sangat berbahaya, seperti HPV 16 dan HPV 18 yang berpotensi besar memicu terjadinya kanker serviks. WHO telah memperkirakan sekitar 70% kanker serviks disebabkan oleh kedua jenis HPV tersebut.

Saat ini terdapat dua jenis vaksin HPV yang sudah terdistribusi diseluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Vaksin jenis bivalen dan juga kuadrivalen ini terbukti sangat efektif untuk mencegah infeksi HPV, termasuk juga mencegah kejadian kanker serviks. Maka dari itulah, vaksinasi HPV ini sangat disarankan sekali untuk kelompok wanita usia remaja, yang terutama usia 9-14 tahun.

Cara Penularan HPV

Sebagian besar penularan HPV ini terjadi akibat adanya sentuhan langsung kulit ke kulit dengan pengidapnya. Demikian pula dengan benda-benda yang terkontaminasi virus HPV.

Hubungan intim (seks) juga termasuk salah satu sarana penularan virus HPV pada kelamin. Misalnya saja melalui kontak langsung dengan kulit kelamin, pertukaran cairan  tubuh, membran mukosa, dan seks oral atau anal.

Gejala dan Jenis Kutil Akibat HPV

HPV ini cenderung tidak menimbulkan tanda atau gejala, sehingga jarang sekali disadari oleh pengidapnya. Sistem kekebalan tubuh kita sendiri juga biasanya akan memberantas infeksi HPV sebelum virus tersebut menyebabkan gejala, sehingga tidak membutuhkan penanganan.

Tetapi jika tubuh kita tidak berhasil memberantasnya, maka infeksi HPV dengan jenis tertentu sangat berpotensi menyebabkan kanker serviks. Karena itulah, para wanita dianjurkan untuk selalu memeriksakan kesehatan mereka dan menjalani vaksin pencegahan HPV.

Jika infeksi HPV sampai pada tahap yang menimbulkan gejala, indikasi utama adalah tumbuhnya kutil. Jenis kutil sendiri terbagi ke dalam 5 kategori, yaitu:

  1. Kutil biasa yang umumnya berupa benjolan bulat dan kasar.
  2. Kutil plantar atau mata ikan. Kutil jenis ini berbentuk rata dan dengan lubang ditengahnya yang terkadang disertai adanya titik warna hitam.
  3. Kutil datar (flat wart), bentuknya seperti bekas cakaran di kulit. Warnanya beragam, bisa cokelat kekuning-kuningan atau juga merah muda.
  4. Kutil filiform, biasanya berupa bintil daging tumbuh dan dengan warna yang sama seperti kulit.
  5. Kutil periungual. Jenis kutil ini biasa tumbuh di kaki dan juga tangan, bentuknya pecah-pecah seperti kembang kol dan menebal di lempeng kuku.


Sementara kutil kelamin sendiri umumnya bisa berupa lesi datar dan bentol dengan permukaan pecah-pecah yang mirip sekali dengan kembang kol. Kutil ini akan menyebabkan rasa gatal-gatal, tetapi jarang terasa sakit.

Faktor Resiko dalam Infeksi HPV

Infeksi HPV ini sangat mudah menular dan bisa terjadi kepada siapapun. Terdapat sejumlah faktor-faktor yang berpotensi meningkatkan resiko seseorang untuk terkena virus ini. Faktor-faktor resiko tersebut meliputi:

  • Sering berganti pasangan. Berhubungan intim (seks) dengan lebih dari satu pasangan akan meninggikan resiko anda.
  • Berbagi pemakaian barang pribadi. Misalnya seperti saputangan, handuk atau kaos kaki.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Misalnya mengidap HIV/AIDS atau menjalani kemoterapi.
  • Kulit rusak. Contohnya luka bakar.
  • Umur. Kutil biasa umum diderita oleh anak-anak, sementara kutil plantar dan kelamin lebih sering terjadi kepada remaja dan juga kalangan dewasa muda.
  • Tidak menjaga kebersihan. Misalnya ke kamar mandi umum tanpa mengenakan alas kaki.


Proses Diagnosis Infeksi HPV

Diagnosis infeksi HPV yang paling utama adalah melalui pemeriksaan pada kutil. Jika tidak ada kutil yang muncul, maka dokter pun akan menganjurkan beberapa tes untuk membantu proses diagnosis. Jenis-jenis pemeriksaan yang mungkin akan dijalani pasien bisa berupa:

  • Tes larutan asam asetat. Kutil dibagian genital yang terinfeksi oleh virus HPV akan berubah menjadi putih setelah diolesi dengan larutan asam asetat, sehingga akan mudah terdeteksi.
  • Pap smear dan tes DNA. Dalam tes ini, dokter pun akan mengambil sampel sel-sel dari serviks dan juga vagina untuk diperiksa di laboratorium. Tes Pap smear ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi keabnormalan sel serviks yang bisa berubah menjadi kanker.


Metode Pengobatan Infeksi HPV

Setelah diagnosis positif, maka terdapat 2 metode medis yang bisa anda pilih, yakni penanganan dengan menggunakan obat atau dengan melakukan prosedur operasi.

Penanganan yang melalui obat umumnya menggunakan jenis obat oles dan itu membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menghilangkan kutil. Beberapa contoh jenis obat oles untuk mengatasi kutil, antara lain:

  • Asam salisilat yang fungsinya mengikis lapisan kutil secara bertahap.
  • Asam trikloroasetat yang akan membakar protein dalam sel-sel kutil.
  • Imiquimod yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap HPV.
  • Podofilox yang bekerja dengan mengancurkan jaringan-jaringan pada kutil kelamin.


Selain obat oles, kutil tersebut juga bisa diatasi dengan cara metode operasi yang meliputi cryotherapy bedah listrik, operasi pengangkatan serta bedah laser.

Beberapa jenis HPV sendiri bahkan bisa memicu perubahan abnormal pada sel-sel serviks. Perubahan yang tidak segera terdeteksi dan juga ditangani, ini bisa berkembang menjadi penyakit kanker serviks. Meskipun sangat jarang, perubahan abnormal pada sel-sel penis dan anus ini juga termasuk komplikasi yang bisa ditimbulkan infeksi HPV. (Baca juga : Faktor Penyebab munculnya Kanker Serviks)

Langkah Pencegahan Infeksi HPV
Kutil memang bisa hilang tanpa penanganan yang khusus, tetapi bukan berarti virus HPV tersebut juga ikut lenyap. Virus ini akan tetap sembunyi dalam tubuh pengidap dan bisa menularkannya kepada orang lain.

Langkah utama pencegahan infeksi HPV ialah vaksinasi. Cervarix, Gardasil dan Gardasil 9 merupakan jenis-jenis vaksin HPV yang bisa membantu mencegah kutil kelamin dan juga kanker serviks.

Vaksin ini umumnya dianjurkan bagi para remaja perempuan dan bisa diberikan sejak usia masih 10 tahun sampai usia 26 tahun.

Di samping vaksinasi, terdapat sejumlah langkah-langkah pencegahan yang mungkin saja berguna. Langkah-langkah sederhana tersebut ini meliputi:

  • Hindari menyentuh kutil secara langsung. Segeralah mencuci tangan dengan menggunakan sabun apabila tidak sengaja anda menyentuh kutil.
  • Jangan berganti-ganti pasangan, dan setialah kepada pasangan anda.
  • Gunakan kondom setiap kali berhubungan intim (seks). Meskipun tidak sepenuhnya efektif, namun langkah ini bisa mengurangi resiko penularan.
  • Menjaga kebersihan, misalnya saja mengenakan alas kaki di tempat umum yang lembap seperti tepi kolam renang dan memakai kaos kaki yang bersih.
  • Hindari berbagi pemakaian barang pribadi, seperti gunting kuku atau pisau cukur.


Demikianlah informasi mengenai Penjelasan tentang HPV tersebut. Semoga dengan menyimak ulasan dalam artikel ini bisa memberikan pelajaran penting terkait pentingnya menjaga kesehatan tubuh seutuhnya. Terima kasih banyak...

Sumber : www.obatherballadyfem.com